Jumat, 15 Agustus 2008

Amalan MAlam nishfu Sya'ban

Malam Nishfu 15 Sya’ban 1429 = Sabtu malam 16 Agustus 2008

Pertama: Mandi sunnah, manfaatnya agar dosa-dosa kita diringankan oleh Allah swt.
Kedua: Menghidupkan malam ini dengan shalawat, doa dan istighfar.
Ketiga: Ziarah atau baca doa ziarah kepada Imam Husein cucu Rasulullah saw. Ziarah ini merupakan amalan yang paling utama pada malam nishfu Sya’ban, dan menjadi penyebab dosa-dosa diampuni.

Dalam suatu hadis disebutkan:
“Barangsiapa yang ingin berjabatan tangan dengan ruh para Nabi, maka hendaknya berziarah kepada Al-Husein (sa) malam ini. Ziarah yang paling singkat mengucapkan salam kepadanya, yaitu:

اَلسَّلامُ عَلَيْكَ يا اَبا عَبْدِ اللهِ، السَّلامُ عَلَيْكَ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكاتُهُ

Assalâmu’alaika yâ Abâ ‘Abdillâh, assalâmu’aika wa rahmatullâhi wa barakâtuh.
Salam atasmu wahai Aba Abdillah, semoga rahmat dan keberkahan Allah tercurahkan padamu.

Keempat: Membaca shalawat yang dibaca setiap matahari tergelincir.
Kelima: Membaca doa Kumail.
Keenam: Membaca zikir berikut, masing-masing (100 kali), agar Allah mengampuni dosa-dosa yang lalu dan memperkenankan hajat-hajat dunia dan akhirat:

Subhânallâh
Alhamdulillâh
Lailâha illallâh
Allâhu Akbar

Ketujuh: Melakukan shalat dua rakaat setelah Isya’. Rakaat pertama membaca surat Fatihah dan surat Al-Kafirun (sekali), rakaat kedua membaca Fatihah dan surat Al-Ikhlash (sekali). Kemudian setelah salam membaca zikir berikut masing-masing (33 kali):

Subhânallâh
Alhamdulillâh
Allâhu Akbar

Kemudian membaca doa keempat, lihat di bagian doa-doa di malam Nishfu Sya’ban.
Kemudian sujud sambil membaca zikir berikut:

Yâ Rabbi (20 kali)
Yâ Allâh (7 kali)
Lâ hawla wa lâ quwwata illâ billâh (7 kali)
Mâ syâa Allâh (10 kali)
Lâ quwwata illâ billâh (10 kali)

Kemudian membaca shalawat kepada Nabi dan keluarganya, lalu sampaikan hajat yang diinginkan, niscaya Allah memenuhinya dengan kemulian dan karunia-Nya.

Kedelapan: Membaca doa pada dini hari, doa kelima, lihat di bagian doa-doa pada malam Nishfu Sya’ban.

Kesembilan: Berdoa setiap selesai dua rakaat dalam shalat malam, shalat syafa’ dan shalat witir.

Kesepuluh: Sujud pada pertengahan malam sambil berdoa sebagaimana yang dilakukan oleh Rasulullah saw, yaitu:

سَجَدَ لَكَ سَوادي وَخَيالي، وَآمَنَ بِكَ فؤادي، هذِهِ يَدايَ وَماجَنَيْتُهُ عَلى نَفْسي، يا عَظيمُ تُرْجى لِكُلِّ عَظيم، اِغْفِرْ لِيَ الْعَظيمَ فَاِنَّهُ لا يَغْفِرُ الذَّنْبَ الْعَظيمَ إِلاّ الرَّبُّ الْعَظيم

Sajada laka sawâdî wa khayâlî, wa âmana bika fuâdî, hâdzihi yadâya wa mâ janaytuhu ‘alâ nafsî, yâ ‘Azhîmu turjâ likulli ‘azhîm, ighfirliyal ‘azhîm fainnahu lâ yaghfirudz dzanbal ‘azhîm illar rabbul ‘azhîm.

Kepada-Mu tunduk semua keinginan dan khalayalanku, dengan-Mu merasa aman hatiku. Inilah kedua tanganku dan segala kezalimanku pada diriku, wahai Yang Maha Besar, Engkaulah yang diharapkan untuk semua keperluan yang besar, maka ampuni dosaku yang besar, sesungguhnya tak akan ada yang dapat mengampuni dosa yang besar kecuali Tuhan Yang Maha Besar.

اَعُوذُ بُنُورِ وَجْهِكَ الَّذي اَضاءَتْ لَهُ السَّماواتُ وَالاَْرَضُونَ، وانْكَشَفَتْ لَهُ الظُّلُماتُ، وَصَلَحَ عَلْيْهِ اَمرُ الاَْوَّلينَ وَالاْخِرينَ، مِنْ فُجْأَةِ نِقْمَتِكَ، وَمِنْ تَحْويلِ عافِيَتِكَ، وَمِنْ زَوالِ نِعْمَتِكَ، اَللًّهُمَّ ارْزُقْني قَلْباً تَقِيّاً نَقِيّاً، وَمِنَ الشِّرْكِ بَرياً لا كافِراً وَلا شَقِياً

A’ûdzu binûri wajhikal ladzî adhâat lahus samâwâtu wal-aradhûna, wankasyafat lahuzh zhulumâtu, wa shalaha ‘alayhi amrul awwalîna wal-âkhirîn, min fuj-ati niqmatika, wa in tahwîli ‘âfiyatika, wa min zawâli ni’matika. Allâhummarzuqnî qalban taqiyyan naqiyyâ, wa minasy syirki bariyyâ lâ kâfiran wa lâ syaqiyyâ.

Aku berlindung dengan cahaya wajah-Mu, yang karenanya langit dan bumi, kegelapan tersingkap, dan karenanya urusan orang-orang terdahulu dan belakangan menjadi maslahat, diselamatkan dari turunnya azab-Mu dan perubahan keselamatan-Mu, dan dari hilangnya nikmat-Mu. Ya Allah, karuniakan kepadaku hati yang suci dan bersih, suci dari kemusyrikan, tidak ingkar dan tidak celaka.

Kemudian menempelkan pipi ke tempat sujud seraya mengucapkan:

عَفَّرْتُ وَجْهِي فِي التُّرَابِ، وَحُقَّ لِي اَنْ اَسْجُدَ لَكَ

‘Affartu wajhî fit turâbi, wa huqqalî an asjuda laka.
Kulumaskan wajahku di tanah (tempat sujud), dan layaklah bagiku sujud kepada-Mu

Rasulullah saw bersabda:
“…Wahai jiwa yang bernafas panjang, tahukah kamu mala mini? Malam ini adalah malam nishfu Sya’ban, di dalamnya rizki dibagikan, di dalamnya ajal dicatat. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa hamba-Nya malam ini…, dan menurunkan para malaikat-Nya ke bumi Mekkah.” (Mafatihul Jinan, bab 1, pasal 2)

Kesebelas: Melakukan shalat Ja’far Ath-Thayyar (shalat Tasbih).

Kedua belas: Melakukan shalat empat rakaat, setiap rakaat membaca Fatihah dan surat Al-Ikhlash (100 kali). Setelah salam membaca:

اَللًّهُمَّ اِنّي اِلَيْكَ فَقيرٌ، وَمِنْ عَذاِبكَ خائِفٌ مُسْتَجيرٌ، اَللًّهُمَّ لا تُبَدِّلِ اسمي، وَلا تُغَيِّرْ جِسْمي، وَلاتَجْهَدْ بَلائي، وَلاتُشْمِتْ بي اَعْدائي، اَعُوذُ بِعَفْوِكَ مِنْ عِقابِكَ، وَاَعُوذُ بِرَحْمَتِكَ مِنْ عَذابِكَ، وَاَعُوذُ بِرِضاكَ مِنْ سَخَطِكَ، وَاعُوذُ بِكَ مِنْكَ، جَلَّ ثَناؤُكَ، اَنْتَ كَما اَثْنَيْتَ عَلى نَفْسِكَ وَفَوْقَ مايَقُولُ الْقائِلُونَ

Allâhumma innî ilayka faqîrun, wa min ‘adzâbika khâifun mustajîr. Allâhumma lâ tubaddil ismî, wa lâ tughayyir jismî, wa lâ tajhad balâî, wa lâ tusymitbî a’dâî. A’ûdzu bi’afwika min ‘iqâbika, wa a’ûdzu birahmatika min ‘adzâbika, wa a’ûdzu biridhâka min sakhathika, wa a’ûdzu bika minka. Jalla tsanâuka, Anta kamâ atsnayta ‘alâ nafsika wa fawqa mâ yaqûlul qâilûn

Ya Allah, aku butuh kepada-Mu, aku taku pada siksa-Mu, aku memohon perlindungan-Mu. Ya Allah, jangan ganti namaku, jangan rubah fisikku, jangan beratkan ujianku, jangan bahagiakan musuh-musuhku dengan penderitaanku. Aku berlindung dengan maaf-Mu dari siksa-Mu, aku berlindung dengan rahmat-Mu dari azab-Mu, aku berlindung dengan ridha-Mu dari murka-Mu, aku berlindung dengan-Mu dari-Mu. Maha agung puji-Mu sebagaimana Engkau memuji diri-Mu di atas pujian yang diucapkan oleh orang-orang yang memuji.

وَمَنْ يَتَوكَّلْ عَلَى اللهِ فَهُوَ حَسْبُهُ اِنَّ اللهَ بالِغُ اَمْرِهِ قَدْ جَعَلَ اللهُ لِكُلِّ شَىء قَدْراً

Wa may yatawakkal ‘alallâhi fahuwa hasbuh, innallâha bâlighu amrihi qad ja’alallâhu likulli syay-in qadrâ.

Barangsiapa yang bertawakkal kepada Allah, cukuplah Dia sebagai pelindung, sesungguhnya Allah menyampaikan urusan-Nya, Allah telah menetukan takdir bagi setiap sesuatu.

اَللًّهُمَّ اِنْ لَمْ تَكُنْ غَفَرْتَ لَنا فيما مَضى مِنْ شَعْبانَ فَاغْفِرْ لَنا فيما بَقِيَ مِنْهُ

Allâhumma illam takun ghafarta lanâ fîmâ madha min sya’bân faghfir lanâ fîmâ baqiya minhu.

Ya Allah, jika Engkau belum mengampuni kami di hari-hari berlalu di bulan Sya’ban, maka ampuni kami pada hari-hari Sya’ban berikutnya.

Ketiga belas: Dalam suatu riwayat dikatakan bahwa melakukan shalat seratus rakaat pada malam ini memiliki keutamaan yang banyak. Caranya: setiap rakaat membaca Fatihah dan surat Al-Ikhlash (10 kali). Atau membaca surat Al-Fatihah dan surat Yasin, Surat Tabarak dan surat Al-Ikhlash.

Keempat belas: membaca doa-doa di malam Nishfu Sya’ban

Hari Nishfu Sya’ban (15 Sya’ban) adalah hari raya yang mulia, hari lahirnya Shahibuz zaman imam Mahdi Al-Muntazhar (‘Ajjalallahu farajahu).
(Disarikan dari kitab Mafâtihul Jinân, bab 2, pasal 2)

1 komentar:

Anonim mengatakan...

iya kemarin aku juga ikut dalam acara nisfu sya'ban

Jumat, 15 Agustus 2008

Amalan MAlam nishfu Sya'ban

Malam Nishfu 15 Sya’ban 1429 = Sabtu malam 16 Agustus 2008

Pertama: Mandi sunnah, manfaatnya agar dosa-dosa kita diringankan oleh Allah swt.
Kedua: Menghidupkan malam ini dengan shalawat, doa dan istighfar.
Ketiga: Ziarah atau baca doa ziarah kepada Imam Husein cucu Rasulullah saw. Ziarah ini merupakan amalan yang paling utama pada malam nishfu Sya’ban, dan menjadi penyebab dosa-dosa diampuni.

Dalam suatu hadis disebutkan:
“Barangsiapa yang ingin berjabatan tangan dengan ruh para Nabi, maka hendaknya berziarah kepada Al-Husein (sa) malam ini. Ziarah yang paling singkat mengucapkan salam kepadanya, yaitu:

اَلسَّلامُ عَلَيْكَ يا اَبا عَبْدِ اللهِ، السَّلامُ عَلَيْكَ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكاتُهُ

Assalâmu’alaika yâ Abâ ‘Abdillâh, assalâmu’aika wa rahmatullâhi wa barakâtuh.
Salam atasmu wahai Aba Abdillah, semoga rahmat dan keberkahan Allah tercurahkan padamu.

Keempat: Membaca shalawat yang dibaca setiap matahari tergelincir.
Kelima: Membaca doa Kumail.
Keenam: Membaca zikir berikut, masing-masing (100 kali), agar Allah mengampuni dosa-dosa yang lalu dan memperkenankan hajat-hajat dunia dan akhirat:

Subhânallâh
Alhamdulillâh
Lailâha illallâh
Allâhu Akbar

Ketujuh: Melakukan shalat dua rakaat setelah Isya’. Rakaat pertama membaca surat Fatihah dan surat Al-Kafirun (sekali), rakaat kedua membaca Fatihah dan surat Al-Ikhlash (sekali). Kemudian setelah salam membaca zikir berikut masing-masing (33 kali):

Subhânallâh
Alhamdulillâh
Allâhu Akbar

Kemudian membaca doa keempat, lihat di bagian doa-doa di malam Nishfu Sya’ban.
Kemudian sujud sambil membaca zikir berikut:

Yâ Rabbi (20 kali)
Yâ Allâh (7 kali)
Lâ hawla wa lâ quwwata illâ billâh (7 kali)
Mâ syâa Allâh (10 kali)
Lâ quwwata illâ billâh (10 kali)

Kemudian membaca shalawat kepada Nabi dan keluarganya, lalu sampaikan hajat yang diinginkan, niscaya Allah memenuhinya dengan kemulian dan karunia-Nya.

Kedelapan: Membaca doa pada dini hari, doa kelima, lihat di bagian doa-doa pada malam Nishfu Sya’ban.

Kesembilan: Berdoa setiap selesai dua rakaat dalam shalat malam, shalat syafa’ dan shalat witir.

Kesepuluh: Sujud pada pertengahan malam sambil berdoa sebagaimana yang dilakukan oleh Rasulullah saw, yaitu:

سَجَدَ لَكَ سَوادي وَخَيالي، وَآمَنَ بِكَ فؤادي، هذِهِ يَدايَ وَماجَنَيْتُهُ عَلى نَفْسي، يا عَظيمُ تُرْجى لِكُلِّ عَظيم، اِغْفِرْ لِيَ الْعَظيمَ فَاِنَّهُ لا يَغْفِرُ الذَّنْبَ الْعَظيمَ إِلاّ الرَّبُّ الْعَظيم

Sajada laka sawâdî wa khayâlî, wa âmana bika fuâdî, hâdzihi yadâya wa mâ janaytuhu ‘alâ nafsî, yâ ‘Azhîmu turjâ likulli ‘azhîm, ighfirliyal ‘azhîm fainnahu lâ yaghfirudz dzanbal ‘azhîm illar rabbul ‘azhîm.

Kepada-Mu tunduk semua keinginan dan khalayalanku, dengan-Mu merasa aman hatiku. Inilah kedua tanganku dan segala kezalimanku pada diriku, wahai Yang Maha Besar, Engkaulah yang diharapkan untuk semua keperluan yang besar, maka ampuni dosaku yang besar, sesungguhnya tak akan ada yang dapat mengampuni dosa yang besar kecuali Tuhan Yang Maha Besar.

اَعُوذُ بُنُورِ وَجْهِكَ الَّذي اَضاءَتْ لَهُ السَّماواتُ وَالاَْرَضُونَ، وانْكَشَفَتْ لَهُ الظُّلُماتُ، وَصَلَحَ عَلْيْهِ اَمرُ الاَْوَّلينَ وَالاْخِرينَ، مِنْ فُجْأَةِ نِقْمَتِكَ، وَمِنْ تَحْويلِ عافِيَتِكَ، وَمِنْ زَوالِ نِعْمَتِكَ، اَللًّهُمَّ ارْزُقْني قَلْباً تَقِيّاً نَقِيّاً، وَمِنَ الشِّرْكِ بَرياً لا كافِراً وَلا شَقِياً

A’ûdzu binûri wajhikal ladzî adhâat lahus samâwâtu wal-aradhûna, wankasyafat lahuzh zhulumâtu, wa shalaha ‘alayhi amrul awwalîna wal-âkhirîn, min fuj-ati niqmatika, wa in tahwîli ‘âfiyatika, wa min zawâli ni’matika. Allâhummarzuqnî qalban taqiyyan naqiyyâ, wa minasy syirki bariyyâ lâ kâfiran wa lâ syaqiyyâ.

Aku berlindung dengan cahaya wajah-Mu, yang karenanya langit dan bumi, kegelapan tersingkap, dan karenanya urusan orang-orang terdahulu dan belakangan menjadi maslahat, diselamatkan dari turunnya azab-Mu dan perubahan keselamatan-Mu, dan dari hilangnya nikmat-Mu. Ya Allah, karuniakan kepadaku hati yang suci dan bersih, suci dari kemusyrikan, tidak ingkar dan tidak celaka.

Kemudian menempelkan pipi ke tempat sujud seraya mengucapkan:

عَفَّرْتُ وَجْهِي فِي التُّرَابِ، وَحُقَّ لِي اَنْ اَسْجُدَ لَكَ

‘Affartu wajhî fit turâbi, wa huqqalî an asjuda laka.
Kulumaskan wajahku di tanah (tempat sujud), dan layaklah bagiku sujud kepada-Mu

Rasulullah saw bersabda:
“…Wahai jiwa yang bernafas panjang, tahukah kamu mala mini? Malam ini adalah malam nishfu Sya’ban, di dalamnya rizki dibagikan, di dalamnya ajal dicatat. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa hamba-Nya malam ini…, dan menurunkan para malaikat-Nya ke bumi Mekkah.” (Mafatihul Jinan, bab 1, pasal 2)

Kesebelas: Melakukan shalat Ja’far Ath-Thayyar (shalat Tasbih).

Kedua belas: Melakukan shalat empat rakaat, setiap rakaat membaca Fatihah dan surat Al-Ikhlash (100 kali). Setelah salam membaca:

اَللًّهُمَّ اِنّي اِلَيْكَ فَقيرٌ، وَمِنْ عَذاِبكَ خائِفٌ مُسْتَجيرٌ، اَللًّهُمَّ لا تُبَدِّلِ اسمي، وَلا تُغَيِّرْ جِسْمي، وَلاتَجْهَدْ بَلائي، وَلاتُشْمِتْ بي اَعْدائي، اَعُوذُ بِعَفْوِكَ مِنْ عِقابِكَ، وَاَعُوذُ بِرَحْمَتِكَ مِنْ عَذابِكَ، وَاَعُوذُ بِرِضاكَ مِنْ سَخَطِكَ، وَاعُوذُ بِكَ مِنْكَ، جَلَّ ثَناؤُكَ، اَنْتَ كَما اَثْنَيْتَ عَلى نَفْسِكَ وَفَوْقَ مايَقُولُ الْقائِلُونَ

Allâhumma innî ilayka faqîrun, wa min ‘adzâbika khâifun mustajîr. Allâhumma lâ tubaddil ismî, wa lâ tughayyir jismî, wa lâ tajhad balâî, wa lâ tusymitbî a’dâî. A’ûdzu bi’afwika min ‘iqâbika, wa a’ûdzu birahmatika min ‘adzâbika, wa a’ûdzu biridhâka min sakhathika, wa a’ûdzu bika minka. Jalla tsanâuka, Anta kamâ atsnayta ‘alâ nafsika wa fawqa mâ yaqûlul qâilûn

Ya Allah, aku butuh kepada-Mu, aku taku pada siksa-Mu, aku memohon perlindungan-Mu. Ya Allah, jangan ganti namaku, jangan rubah fisikku, jangan beratkan ujianku, jangan bahagiakan musuh-musuhku dengan penderitaanku. Aku berlindung dengan maaf-Mu dari siksa-Mu, aku berlindung dengan rahmat-Mu dari azab-Mu, aku berlindung dengan ridha-Mu dari murka-Mu, aku berlindung dengan-Mu dari-Mu. Maha agung puji-Mu sebagaimana Engkau memuji diri-Mu di atas pujian yang diucapkan oleh orang-orang yang memuji.

وَمَنْ يَتَوكَّلْ عَلَى اللهِ فَهُوَ حَسْبُهُ اِنَّ اللهَ بالِغُ اَمْرِهِ قَدْ جَعَلَ اللهُ لِكُلِّ شَىء قَدْراً

Wa may yatawakkal ‘alallâhi fahuwa hasbuh, innallâha bâlighu amrihi qad ja’alallâhu likulli syay-in qadrâ.

Barangsiapa yang bertawakkal kepada Allah, cukuplah Dia sebagai pelindung, sesungguhnya Allah menyampaikan urusan-Nya, Allah telah menetukan takdir bagi setiap sesuatu.

اَللًّهُمَّ اِنْ لَمْ تَكُنْ غَفَرْتَ لَنا فيما مَضى مِنْ شَعْبانَ فَاغْفِرْ لَنا فيما بَقِيَ مِنْهُ

Allâhumma illam takun ghafarta lanâ fîmâ madha min sya’bân faghfir lanâ fîmâ baqiya minhu.

Ya Allah, jika Engkau belum mengampuni kami di hari-hari berlalu di bulan Sya’ban, maka ampuni kami pada hari-hari Sya’ban berikutnya.

Ketiga belas: Dalam suatu riwayat dikatakan bahwa melakukan shalat seratus rakaat pada malam ini memiliki keutamaan yang banyak. Caranya: setiap rakaat membaca Fatihah dan surat Al-Ikhlash (10 kali). Atau membaca surat Al-Fatihah dan surat Yasin, Surat Tabarak dan surat Al-Ikhlash.

Keempat belas: membaca doa-doa di malam Nishfu Sya’ban

Hari Nishfu Sya’ban (15 Sya’ban) adalah hari raya yang mulia, hari lahirnya Shahibuz zaman imam Mahdi Al-Muntazhar (‘Ajjalallahu farajahu).
(Disarikan dari kitab Mafâtihul Jinân, bab 2, pasal 2)

1 komentar:

Anonim mengatakan...

iya kemarin aku juga ikut dalam acara nisfu sya'ban