Jumat, 15 Agustus 2008

Amalan MAlam nishfu Sya'ban

Malam Nishfu 15 Sya’ban 1429 = Sabtu malam 16 Agustus 2008

Pertama: Mandi sunnah, manfaatnya agar dosa-dosa kita diringankan oleh Allah swt.
Kedua: Menghidupkan malam ini dengan shalawat, doa dan istighfar.
Ketiga: Ziarah atau baca doa ziarah kepada Imam Husein cucu Rasulullah saw. Ziarah ini merupakan amalan yang paling utama pada malam nishfu Sya’ban, dan menjadi penyebab dosa-dosa diampuni.

Dalam suatu hadis disebutkan:
“Barangsiapa yang ingin berjabatan tangan dengan ruh para Nabi, maka hendaknya berziarah kepada Al-Husein (sa) malam ini. Ziarah yang paling singkat mengucapkan salam kepadanya, yaitu:

اَلسَّلامُ عَلَيْكَ يا اَبا عَبْدِ اللهِ، السَّلامُ عَلَيْكَ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكاتُهُ

Assalâmu’alaika yâ Abâ ‘Abdillâh, assalâmu’aika wa rahmatullâhi wa barakâtuh.
Salam atasmu wahai Aba Abdillah, semoga rahmat dan keberkahan Allah tercurahkan padamu.

Keempat: Membaca shalawat yang dibaca setiap matahari tergelincir.
Kelima: Membaca doa Kumail.
Keenam: Membaca zikir berikut, masing-masing (100 kali), agar Allah mengampuni dosa-dosa yang lalu dan memperkenankan hajat-hajat dunia dan akhirat:

Subhânallâh
Alhamdulillâh
Lailâha illallâh
Allâhu Akbar

Ketujuh: Melakukan shalat dua rakaat setelah Isya’. Rakaat pertama membaca surat Fatihah dan surat Al-Kafirun (sekali), rakaat kedua membaca Fatihah dan surat Al-Ikhlash (sekali). Kemudian setelah salam membaca zikir berikut masing-masing (33 kali):

Subhânallâh
Alhamdulillâh
Allâhu Akbar

Kemudian membaca doa keempat, lihat di bagian doa-doa di malam Nishfu Sya’ban.
Kemudian sujud sambil membaca zikir berikut:

Yâ Rabbi (20 kali)
Yâ Allâh (7 kali)
Lâ hawla wa lâ quwwata illâ billâh (7 kali)
Mâ syâa Allâh (10 kali)
Lâ quwwata illâ billâh (10 kali)

Kemudian membaca shalawat kepada Nabi dan keluarganya, lalu sampaikan hajat yang diinginkan, niscaya Allah memenuhinya dengan kemulian dan karunia-Nya.

Kedelapan: Membaca doa pada dini hari, doa kelima, lihat di bagian doa-doa pada malam Nishfu Sya’ban.

Kesembilan: Berdoa setiap selesai dua rakaat dalam shalat malam, shalat syafa’ dan shalat witir.

Kesepuluh: Sujud pada pertengahan malam sambil berdoa sebagaimana yang dilakukan oleh Rasulullah saw, yaitu:

سَجَدَ لَكَ سَوادي وَخَيالي، وَآمَنَ بِكَ فؤادي، هذِهِ يَدايَ وَماجَنَيْتُهُ عَلى نَفْسي، يا عَظيمُ تُرْجى لِكُلِّ عَظيم، اِغْفِرْ لِيَ الْعَظيمَ فَاِنَّهُ لا يَغْفِرُ الذَّنْبَ الْعَظيمَ إِلاّ الرَّبُّ الْعَظيم

Sajada laka sawâdî wa khayâlî, wa âmana bika fuâdî, hâdzihi yadâya wa mâ janaytuhu ‘alâ nafsî, yâ ‘Azhîmu turjâ likulli ‘azhîm, ighfirliyal ‘azhîm fainnahu lâ yaghfirudz dzanbal ‘azhîm illar rabbul ‘azhîm.

Kepada-Mu tunduk semua keinginan dan khalayalanku, dengan-Mu merasa aman hatiku. Inilah kedua tanganku dan segala kezalimanku pada diriku, wahai Yang Maha Besar, Engkaulah yang diharapkan untuk semua keperluan yang besar, maka ampuni dosaku yang besar, sesungguhnya tak akan ada yang dapat mengampuni dosa yang besar kecuali Tuhan Yang Maha Besar.

اَعُوذُ بُنُورِ وَجْهِكَ الَّذي اَضاءَتْ لَهُ السَّماواتُ وَالاَْرَضُونَ، وانْكَشَفَتْ لَهُ الظُّلُماتُ، وَصَلَحَ عَلْيْهِ اَمرُ الاَْوَّلينَ وَالاْخِرينَ، مِنْ فُجْأَةِ نِقْمَتِكَ، وَمِنْ تَحْويلِ عافِيَتِكَ، وَمِنْ زَوالِ نِعْمَتِكَ، اَللًّهُمَّ ارْزُقْني قَلْباً تَقِيّاً نَقِيّاً، وَمِنَ الشِّرْكِ بَرياً لا كافِراً وَلا شَقِياً

A’ûdzu binûri wajhikal ladzî adhâat lahus samâwâtu wal-aradhûna, wankasyafat lahuzh zhulumâtu, wa shalaha ‘alayhi amrul awwalîna wal-âkhirîn, min fuj-ati niqmatika, wa in tahwîli ‘âfiyatika, wa min zawâli ni’matika. Allâhummarzuqnî qalban taqiyyan naqiyyâ, wa minasy syirki bariyyâ lâ kâfiran wa lâ syaqiyyâ.

Aku berlindung dengan cahaya wajah-Mu, yang karenanya langit dan bumi, kegelapan tersingkap, dan karenanya urusan orang-orang terdahulu dan belakangan menjadi maslahat, diselamatkan dari turunnya azab-Mu dan perubahan keselamatan-Mu, dan dari hilangnya nikmat-Mu. Ya Allah, karuniakan kepadaku hati yang suci dan bersih, suci dari kemusyrikan, tidak ingkar dan tidak celaka.

Kemudian menempelkan pipi ke tempat sujud seraya mengucapkan:

عَفَّرْتُ وَجْهِي فِي التُّرَابِ، وَحُقَّ لِي اَنْ اَسْجُدَ لَكَ

‘Affartu wajhî fit turâbi, wa huqqalî an asjuda laka.
Kulumaskan wajahku di tanah (tempat sujud), dan layaklah bagiku sujud kepada-Mu

Rasulullah saw bersabda:
“…Wahai jiwa yang bernafas panjang, tahukah kamu mala mini? Malam ini adalah malam nishfu Sya’ban, di dalamnya rizki dibagikan, di dalamnya ajal dicatat. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa hamba-Nya malam ini…, dan menurunkan para malaikat-Nya ke bumi Mekkah.” (Mafatihul Jinan, bab 1, pasal 2)

Kesebelas: Melakukan shalat Ja’far Ath-Thayyar (shalat Tasbih).

Kedua belas: Melakukan shalat empat rakaat, setiap rakaat membaca Fatihah dan surat Al-Ikhlash (100 kali). Setelah salam membaca:

اَللًّهُمَّ اِنّي اِلَيْكَ فَقيرٌ، وَمِنْ عَذاِبكَ خائِفٌ مُسْتَجيرٌ، اَللًّهُمَّ لا تُبَدِّلِ اسمي، وَلا تُغَيِّرْ جِسْمي، وَلاتَجْهَدْ بَلائي، وَلاتُشْمِتْ بي اَعْدائي، اَعُوذُ بِعَفْوِكَ مِنْ عِقابِكَ، وَاَعُوذُ بِرَحْمَتِكَ مِنْ عَذابِكَ، وَاَعُوذُ بِرِضاكَ مِنْ سَخَطِكَ، وَاعُوذُ بِكَ مِنْكَ، جَلَّ ثَناؤُكَ، اَنْتَ كَما اَثْنَيْتَ عَلى نَفْسِكَ وَفَوْقَ مايَقُولُ الْقائِلُونَ

Allâhumma innî ilayka faqîrun, wa min ‘adzâbika khâifun mustajîr. Allâhumma lâ tubaddil ismî, wa lâ tughayyir jismî, wa lâ tajhad balâî, wa lâ tusymitbî a’dâî. A’ûdzu bi’afwika min ‘iqâbika, wa a’ûdzu birahmatika min ‘adzâbika, wa a’ûdzu biridhâka min sakhathika, wa a’ûdzu bika minka. Jalla tsanâuka, Anta kamâ atsnayta ‘alâ nafsika wa fawqa mâ yaqûlul qâilûn

Ya Allah, aku butuh kepada-Mu, aku taku pada siksa-Mu, aku memohon perlindungan-Mu. Ya Allah, jangan ganti namaku, jangan rubah fisikku, jangan beratkan ujianku, jangan bahagiakan musuh-musuhku dengan penderitaanku. Aku berlindung dengan maaf-Mu dari siksa-Mu, aku berlindung dengan rahmat-Mu dari azab-Mu, aku berlindung dengan ridha-Mu dari murka-Mu, aku berlindung dengan-Mu dari-Mu. Maha agung puji-Mu sebagaimana Engkau memuji diri-Mu di atas pujian yang diucapkan oleh orang-orang yang memuji.

وَمَنْ يَتَوكَّلْ عَلَى اللهِ فَهُوَ حَسْبُهُ اِنَّ اللهَ بالِغُ اَمْرِهِ قَدْ جَعَلَ اللهُ لِكُلِّ شَىء قَدْراً

Wa may yatawakkal ‘alallâhi fahuwa hasbuh, innallâha bâlighu amrihi qad ja’alallâhu likulli syay-in qadrâ.

Barangsiapa yang bertawakkal kepada Allah, cukuplah Dia sebagai pelindung, sesungguhnya Allah menyampaikan urusan-Nya, Allah telah menetukan takdir bagi setiap sesuatu.

اَللًّهُمَّ اِنْ لَمْ تَكُنْ غَفَرْتَ لَنا فيما مَضى مِنْ شَعْبانَ فَاغْفِرْ لَنا فيما بَقِيَ مِنْهُ

Allâhumma illam takun ghafarta lanâ fîmâ madha min sya’bân faghfir lanâ fîmâ baqiya minhu.

Ya Allah, jika Engkau belum mengampuni kami di hari-hari berlalu di bulan Sya’ban, maka ampuni kami pada hari-hari Sya’ban berikutnya.

Ketiga belas: Dalam suatu riwayat dikatakan bahwa melakukan shalat seratus rakaat pada malam ini memiliki keutamaan yang banyak. Caranya: setiap rakaat membaca Fatihah dan surat Al-Ikhlash (10 kali). Atau membaca surat Al-Fatihah dan surat Yasin, Surat Tabarak dan surat Al-Ikhlash.

Keempat belas: membaca doa-doa di malam Nishfu Sya’ban

Hari Nishfu Sya’ban (15 Sya’ban) adalah hari raya yang mulia, hari lahirnya Shahibuz zaman imam Mahdi Al-Muntazhar (‘Ajjalallahu farajahu).
(Disarikan dari kitab Mafâtihul Jinân, bab 2, pasal 2)

Do'a MP (malam pertama) sya'ban

Doa ini dibaca sesudah ziarah atau membaca doa ziarah kepada Imam Husein (sa)

بسم الله الرحمن الرحيم
اللهم صل على محمد وآل محمد

اَللًّهُمَّ بِحَقِّ لَيْلَتِنا وَمَوْلُودِها، وَحُجَّتِكَ وَمَوْعُودِها، الَّتي قَرَنْتَ اِلى فَضْلِها فَضْلاً فَتَمَّتْ كَلِمَتُكَ صِدْقاً وَعَدْلاً لا مُبَدِّلَ لِكَلِماتِكَ، وَلا مُعَقِّبَ لاِياتِكَ، نُورُكَ الْمُتَاَلِّقُ، وَضِياؤُكَ الْمُشْرِقُ، وَالْعَلَمُ النُّورُ في طَخْياءِ الدَّيْجُورِ، الْغائِبُ الْمَسْتُورُ، جَلَّ مَوْلِدُهُ وَكَرمَ مَحْتِدُهُ، وَالْمَلائِكَةُ شُهَّدُهُ، وَاللهُ ناصِرُهُ وَمُؤَيِّدُهُ، اِذا آن ميعادُهُ، وَالْمَلائِكَةُ اَمْدادُهُ، سَيْفُ الله الَّذي لا يَنْبُو، وَنُورُهُ الَّذي لا يَخْبُو، وَذُو الْحِلْمِ الَّذي لا يَصْبُو، مَدارُ الَّدهْرِ، وَنَواميسُ الْعَصْرِ، وَوُلاةُ الاَْمْرِ، وَالْمُنَزَّلُ عَلَيْهِمْ ما يَتَنَزَّلُ في لَيْلَةِ الْقَدْرِ، وَاَصْحابُ الْحَشْرِ وَالنَّشْرِ، تَراجِمَةَ وَحْيِهِ، وَوُلاةُ اَمْرِهِ وَنَهْيِهِ

اَللًّهُمَّ فَصَلِّ عَلى خاتِمِهم وَقائِمِهِمْ الْمَسْتُورِ عَوالِمِهِمْ، اَللًّهُمَّ وَاَدْرِكَ بِنا أَيّامَهُ وَظُهُورَهُ وَقِيامَهُ، وَاجْعَلْنا مِنْ اَنْصارِهِ، وَاقْرِنْ ثارَنا بِثارِهِ، وَاكْتُبْنا في اَعْوانِهِ وَخُلَصائِهِ، وَاَحْيِنا في دَوْلَتِهِ ناعِمينَ، وَبِصُحْبَتِهِ غانِمينَ وَبِحَقِّهِ قائِمينَ، وَمِنَ السُّوءِ سالِمينَ، يا اَرْحَمَ الرّاحِمينَ، وَالْحَمْدُ للهِ رَبِّ الْعالَمينَ وَصَلَواتُهُ عَلى سَيِّدِنا مُحَمَّد خاتَمِ النَّبِيّينَ وَالْمُرْسَلينَ، وَعَلى اَهْلِ بَيْتِهِ الصّادِقينَ وَعِتْرَتِهَ النّاطِقينَ، وَالْعَنْ جَميعَ الظّالِمينَ، واحْكُمْ بَيْنَنا وَبَيْنَهُمْ يا اَحْكَمَ الْحاكِمينَ

Ya Allah, dengan hak malam ini dan yang dilahirkan malam ini, dan hak Hujjah-Mu dan yang dijanjikan pada malam ini, malam yang telah Kau hubungkan semua keutamaan dengan keutamaannya. Sungguh sempurna kalimat-Mu sebagai kebenaran dan keadilan, tiada perubahan pada kalimat-Mu dan tiada pergantian pada ayat-ayat-Mu. Dilah cahaya-Mu yang bersinar dan sinar-Mu yang memancar, cahaya yang memancar dalam kegelapan yang gulita, keghaibannya yang tertutupi. Sungguh agung kelahirannya dan mulia asal kejadiannya. Para Malaikat menjadi saksinya, Allah menjadi Penolong dan Pembelanya ketika tiba saat yang dijanjikannya. Para Malaikat menjadi pasukannya, pedang Allah yang tak akan terpatahkan, cahaya-Nya yang tak terpadamkan, penyantun yang tak mengenal kasihan. Dialah pusat peredaran masa, pemilik rahasia zaman, dan pemimpin pemerintahan Ilahi. Kepada mereka diturunkan apa yang diturunkan pada malam Al-Qadar. Mereka Ashhabul hasyri wan-nasyr, pemimpin pada hari kiamat dan hari kebangkitan. Merekalah penerjemah wahyu-Nya, dan pemandu perintah dan larangan-Nya.

Ya Allah, sampaikan shalawat kepada Al-Mahdi Ahlul bait Nabi saw yang terakhir, tonggak mereka yang terhijabi dari pandangan mata manusia umumnya. Ya Allah, perkenalkan kepada kami hari-harinya, kehadiran dan kebangkitannya. Jadikan kami pasukannya, hubungkan pembelaan kami dengan pembelaannya. Catatlah kami sebagai penolong dan pengikutnya yang sejati. Hidupkan kami sebagai orang-orang yang memperoleh kenikmatan dalam pemerintahannya, beruntung dalam persahabatannya, membela haknya, dan selamat dari semua keburukan yâ Arhamar râhimîn. Segala puji bagi Allah Rabbul ‘âlamîn. Semoga shalawat senantiasa tercurahkan kepada junjungan kami Muhammad penutup para nabi dan rasul, dan kepada keluarganya Ash-Shâdiqîn dan keturunannya An-Nâthiqîn. Laknatlah semua mereka yang berlaku zalim, dan adili di antara kami dan mereka yâ Ahkamal hâkimîn, wahaiYang Maha Adil dari semua yang menghakimi. (Mafatihul Jinan, bab 2, pasal 2) (Muhas)

Kamis, 14 Agustus 2008

Malam nishfu sya'ban, benarkah ???

tanggal 17 Agustus 2008 indonesia mempunyai 2 hari besar. Selain hari ultah kemerdekaan ke 63, pada malam tanggal 17 tersebut bertepatan juga dengan malam nishfu sya'ban (15 Sya'ban 1429 H). Bagaimana hukumnya merayakan malam nishfu syaban ?

Imam Ja’far Ash-Shadiq (sa) berkata:
“Ketika Muhammad Al-Baqir (sa) ditanyai tentang keutamaan malam Nishfu Sya’ban, beliau berkata: ‘malam Nishfu Sya’ban adalah malam yang paling utama setelah Laylatul Qadar; pada malam ini Allah menganugerahkan karunia-Nya dan mengampuni mereka dengan anugerah-Nya, maka bersungguh-sungguhlah kamu dalam bertaqarrub kepada Allah pada malam ini, karena malam ini adalah malam Allah bersumpah pada diri-Nya untuk tidak menolak permohonan orang yang memohon selama ia tidak memohon kemaksiatan pada-Nya, dan Allah menjadikan malam ini malam kami Ahlul bayt sebagaimana Dia menjadikan Laylatul-Qadar malam Nabi kita, karena itu hendaknya kamu bersungguh-sungguh dalam berdoa dan memuji Allah swt’.”

Di antara keagungan dan keberkahannya malam ini adalah malam kelahiran Imam Mahdi (sa), yaitu waktu dini hari tahun 255 H.

Malam Nishfu Sya’ban
Ayah Ali bin Fadhal berkata: Aku pernah bertanya kepada Imam Ali Ar-Ridha (sa) tentang malam Nishfu Sya’ban. Beliau berkata: “Malam Nishfu Sya’ban adalah malam Allah membebaskan hamba-Nya dari api neraka dan mengampuni dosa-dosa.” Aku bertanya lagi: Apakah sebaiknya memperbanyak shalat sunnah di dalamnya lebih dari malam-malan yang lain? Beliau berkata: “Di dalamnya tidak ada sesuatu yang harus menjadi beban, tetapi jika kamu ingin melakukan sesuatu, maka hendaknya melakukan shalat Ja’far Ath-Thayyar (shalat tasbih). Dan Perbanyaklah di dalamnya zikir kepada Allah azza wa jalla, istighfar dan doa. Karena ayahku berkata: ‘Doa di dalamnya mustajabah.” (Fadhail Al-Asyhur Ats-Tsalatsah: 45)


setelah membaca artikel ini :
Mohon kehadiran sahabat/i KMNU UNY untuk memperingati malam nishfu sya'ban besok tanggal 16 Agustus 2008 jam 18.00 di Mushola Alhuda Fakultas Bahasa dan Seni UNY (FBS barat) untuk bersam,a membaca yasin dan sholat hajat berjama'ah.
semoga Allah senantiasa mengakbulkan hajat-hajat kita..........amin.... (Muhas)

Sabtu, 09 Agustus 2008

Dibentuk, Forum Komunikasi Mahasiswa NU se-Jawa

Yogyakarta
Pertemuan akbar perdana mahasiswa Nahdlatul Ulama (NU) se-Jawa yang diselenggarakan di Yogyakarta hingga Ahad (20/7) kemarin, menyepakati dibentuknya wadah untuk bekerjasama antara aktivis mahasiswa NU se-Jawa. Wadah tersebut diberi nama Forum Komunikasi Mahasiswa Nahdlatul Ulama se-Jawa (FKMNUJ).

Pertemuan digagas bersama oleh Kelurga Mahasiswa NU (KMNU) dari Universitas Gajah Mada (UGM), Universitas Negeri Yogyakarta (UNY), dan Institut Pertanian Bogor (IPB). Hajat akbar pertama yang melibatkan aktivis mahasiswa NU dari kampus-kampus di Jawa itu dipusatkan di STIKES Alma Ata Yogyakarta.

Tokoh NU DI Yogyakarta yang juga Guru Besar dari UGM, Prof Dr Mochammad Maksum MSc, membuka pertemuan tersebut dan menjadi pembicara utama.

Sebanyak sembilan kampus besar di Jawa bergabung dalam pertemuan ini dan melibatkan 50 mahasiswa. Selain dihadiri tiga kampus yang menjadi penggagas pertemuan, utusan dari Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga Yogyakarta, Universitas Negeri Sebelas Maret Solo (UNS), Universitas Negeri Surabaya (Unesa), Universitas Brawijaya (UB) Malang, Universitas Islam Negeri (UIN) Malang, dan Universitas Islam Darul Ulum (Unisda) Lamongan, juga hadir.

Ketua Panitia Pertemuan Mahasiswa NU se-Jawa, Najmu (UGM), mengemukakan, dibentuknya forum komunikasi tersebut dikarenakan adanya kebutuhan bersama untuk melakukan sharing, bekerjasama dan menuntaskan banyak pekerjaan rumah yang tengah dihadapi NU.

“Kami berharap pertemuan ini akan menghasilkan manfaat bagi NU. Karena selama ini berdakwah mengembangkan NU di kampus terasa sangat sulit. Banyak tantangan yang dihadapi. Wadah ini diharapkan dapat menjadi media untuk mencari solusi bersama," kata Najmu, yang memandu jalannya acara.

Hal senada diutarakan oleh Yudin. Menurutnya, NU tengah menghadapi ancaman yang dating dari kelompok-kelompok yang memiliki jaringan transnasional. Apalagi pada saat ini masih banyak pula anak-anak NU yang menimba ilmu di kampus, terutama di kampus umum semacam UGM, IPB, UNY, UI, ITB, dan sejenisnya, yang belum terwadahi dengan baik.

“Kalau di kampus-kampus agama seperti UIN, IAIN, STAIN atau kampus yang berafiliasi ke UIN, pengaruh NU secara organisasi atau kultur masih cukup kuat. Keberadaan organisasi mahasiswa berbasis NU juga masih cukup baik. PR kami sekarang adalah bagaimana keberadaan mahasiswa NU di kampus berbasis ilmu umum dapat terwadahi dengan lebih baik,” terang Yudin. (hir)

sumber : http://www.nu.or.id/page.php?lang=id&menu=news_view&news_id=13504

Jumat, 08 Agustus 2008

صلوا علي النبي محمد

سمط الدرر
Simtu Durror selalu dilantunkan setiap malam jum'at di sekretariat KMNU UNY, kegiatan rutin ini merupakan pembacaan sholawat secara bersama-sama, dengan menumbuhkan rasa cinta kita terhadap nabi agung junjungan kita nabi muhammad SAW kita mengharapkan syafa'atnya besok dihari kiamat.

Fadhilah membaca Sholawat
Dari Ibnu Mas’ud ra, Rasulullah SAW bersabda “Orang yang pantas berada di sisiku pada hari kiamat adalah orang yang memperbanyak shalawat atasku.” (HR. Tirmidzi)

Shalawat yang berasal dari kata al-Shalah, secara etimologi mempunyai arti yaitu do’a dan rahmat. Secara lebih khusus, shalawat mempunyai makna rahmat Allah Swt yang disertai pemuliaan-Nya atas Nabi Muhammad SAW. Namun, sebagian jumhur mentafsirkan bahwa shalawat berarti rahmat yang datang dari Allah Swt, dan pengampunan dosa dari malaikat, serta tunduk dan do’a dari selain keduanya seperti manusia, hewan, hingga benda mati.

Hadist yang tesebut di atas, mengingatkan kita akan urgensi dan keutamaan shalawat atas Nabi Muhammad SAW. Sebagai seorang muslim, sudah sepatutnya kita tunduk dan memuliakan junjungan nabi kita Muhammad SAW atas apa yang telah beliau lakukan untuk umatnya semasa hidup. Shalawat atas beliau adalah satu dari sekian banyak wasilah atau cara untuk memuliakan beliau. Jangankan kita manusia yang notabene adalah umat beliau, Allah Swt dan malaikat-Nya pun juga beshalawat kepada beliau. Allah Swt befirman dalam al-Qur’an yang bunyinya “Sesungguhnya Allah dan para malaikat-Nya bershalawat atas nabi. Hai orang-orang yang beriman! Bershalawatlah kamu atas nabi dengan penuh penghormatan kepadanya.” (QS al – Ahzab : 56)

Allah Swt dengan segala kekuasaan-Nya telah mengutus Nabi Muhammad SAW untuk menyampaikan risalah-Nya, dan menjadikannya rahmatan lil ‘alamien, serta pembawa berita gembira bagi orang-orang mu’min, dan pemberi syafa’at bagi umat pilihannya. Maka, sudah menjadi kewajiban seorang muslim dan seluruh umat Nabi Muhammad SAW untuk bershalawat atasnya sebagai bentuk rasa tunduk dan penghormatan kepada beliau.

Orang yang selalu bershalawat atas Nabi Muhammad SAW akan merasakan fadhilah dan keutamaan dari shalawat tersebut. Ada beberapa hadist yang menjelaskan fadhilah dan keutamaan dari shalawat, satu diantaranya berbunyi “Barangsiapa yang bersholawat atasku sekali, maka Allah akan bersholawat untuknya sepuluh kali." (HR. Muslim, Ahmad dan perawi hadits yang tiga). Dalam hadist lainnya, Rasulullah SAW bersabda “Barangsiapa yang bersholawat untukku di waktu pagi sepuluh kali dan di waktu sore sepuluh kali, maka ia berhak mendapatkan syafa'atku." (HR. Thabarani)

Namun, barangsiapa yang melalaikan dan enggan untuk bershalawat atas Nabi Muhammad SAW, maka ia juga akan merasakan akibat dan dampak dari kelalaiannya itu. Rasulullah SAW bersabda “Termasuk orang yang bakhil adalah orang yang apabila namaku disebut ia tidak bershalawat atasku.” (HR. Tirmidzi) Inilah sebagian fadhilah bagi orang-orang yang sering bershalawat atas Nabi Muhammad SAW dan celaan bagi yang melalaikannya. Wallahu a’lam bish shawab

Rabu, 06 Agustus 2008

KMNU UNY Buka Stand

Buka stand merupakan salah satu untuk mengenalkan diri pada semua mahasiswa UNY baik mahasiswa baru (MABA) ataupun mahasiswa lama (MALA), disini teman-teman dari KMNU akan membantu mahasiswa baru dalam mencari informasi baik itu tentang kampus maupun yang lain

Senin, 04 Agustus 2008

KMNU UNY

Organisasi dideklarasikan pada tanggal 31 Maret 2001 bertempat di Taman Pancasila Universitas Negeri Yogyakarta yang dihadiri oleh ratusan mahasiswa NU dari berbagai Jurusan dan Fakultas di UNY yang berasal dari berbagai daerah, dan juga dihadiri para tokoh NU di wilayah DIY dan sekitarnya antara lain KH. Abdul Muhaimin Pengasuh Pondok Pesantren Nurul Ummahat.

Organisasi ini pertama kali dipelopori oleh Ahsan Ali Mubarok (Pendidikan Kimia) dan dibantu oleh teman-teman dari berbagai jurusan antara lain Hibatun Wafiroh (Pendidikan Fisika), Wildan Ary Furqon (Matematika), Qusyairi (Matematika), Hariyanto (Pendidikan Biologi), Ahmad Manna (Fisika), Setyoso (Fisika), Indah Mardatilla (Pendidikan Biologi) FMIPA UNY angkatan 1999. Saat itu beliau merintis untuk mengadakan pengajian kitab kuning di sekitar lingkungan kampus.

Sampai sekarang ini, organisasi yang bernilai kultural dari para ulama' terdahulu masih kental dengan kegiatan-kegiatan agama

Jumat, 15 Agustus 2008

Amalan MAlam nishfu Sya'ban

Malam Nishfu 15 Sya’ban 1429 = Sabtu malam 16 Agustus 2008

Pertama: Mandi sunnah, manfaatnya agar dosa-dosa kita diringankan oleh Allah swt.
Kedua: Menghidupkan malam ini dengan shalawat, doa dan istighfar.
Ketiga: Ziarah atau baca doa ziarah kepada Imam Husein cucu Rasulullah saw. Ziarah ini merupakan amalan yang paling utama pada malam nishfu Sya’ban, dan menjadi penyebab dosa-dosa diampuni.

Dalam suatu hadis disebutkan:
“Barangsiapa yang ingin berjabatan tangan dengan ruh para Nabi, maka hendaknya berziarah kepada Al-Husein (sa) malam ini. Ziarah yang paling singkat mengucapkan salam kepadanya, yaitu:

اَلسَّلامُ عَلَيْكَ يا اَبا عَبْدِ اللهِ، السَّلامُ عَلَيْكَ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكاتُهُ

Assalâmu’alaika yâ Abâ ‘Abdillâh, assalâmu’aika wa rahmatullâhi wa barakâtuh.
Salam atasmu wahai Aba Abdillah, semoga rahmat dan keberkahan Allah tercurahkan padamu.

Keempat: Membaca shalawat yang dibaca setiap matahari tergelincir.
Kelima: Membaca doa Kumail.
Keenam: Membaca zikir berikut, masing-masing (100 kali), agar Allah mengampuni dosa-dosa yang lalu dan memperkenankan hajat-hajat dunia dan akhirat:

Subhânallâh
Alhamdulillâh
Lailâha illallâh
Allâhu Akbar

Ketujuh: Melakukan shalat dua rakaat setelah Isya’. Rakaat pertama membaca surat Fatihah dan surat Al-Kafirun (sekali), rakaat kedua membaca Fatihah dan surat Al-Ikhlash (sekali). Kemudian setelah salam membaca zikir berikut masing-masing (33 kali):

Subhânallâh
Alhamdulillâh
Allâhu Akbar

Kemudian membaca doa keempat, lihat di bagian doa-doa di malam Nishfu Sya’ban.
Kemudian sujud sambil membaca zikir berikut:

Yâ Rabbi (20 kali)
Yâ Allâh (7 kali)
Lâ hawla wa lâ quwwata illâ billâh (7 kali)
Mâ syâa Allâh (10 kali)
Lâ quwwata illâ billâh (10 kali)

Kemudian membaca shalawat kepada Nabi dan keluarganya, lalu sampaikan hajat yang diinginkan, niscaya Allah memenuhinya dengan kemulian dan karunia-Nya.

Kedelapan: Membaca doa pada dini hari, doa kelima, lihat di bagian doa-doa pada malam Nishfu Sya’ban.

Kesembilan: Berdoa setiap selesai dua rakaat dalam shalat malam, shalat syafa’ dan shalat witir.

Kesepuluh: Sujud pada pertengahan malam sambil berdoa sebagaimana yang dilakukan oleh Rasulullah saw, yaitu:

سَجَدَ لَكَ سَوادي وَخَيالي، وَآمَنَ بِكَ فؤادي، هذِهِ يَدايَ وَماجَنَيْتُهُ عَلى نَفْسي، يا عَظيمُ تُرْجى لِكُلِّ عَظيم، اِغْفِرْ لِيَ الْعَظيمَ فَاِنَّهُ لا يَغْفِرُ الذَّنْبَ الْعَظيمَ إِلاّ الرَّبُّ الْعَظيم

Sajada laka sawâdî wa khayâlî, wa âmana bika fuâdî, hâdzihi yadâya wa mâ janaytuhu ‘alâ nafsî, yâ ‘Azhîmu turjâ likulli ‘azhîm, ighfirliyal ‘azhîm fainnahu lâ yaghfirudz dzanbal ‘azhîm illar rabbul ‘azhîm.

Kepada-Mu tunduk semua keinginan dan khalayalanku, dengan-Mu merasa aman hatiku. Inilah kedua tanganku dan segala kezalimanku pada diriku, wahai Yang Maha Besar, Engkaulah yang diharapkan untuk semua keperluan yang besar, maka ampuni dosaku yang besar, sesungguhnya tak akan ada yang dapat mengampuni dosa yang besar kecuali Tuhan Yang Maha Besar.

اَعُوذُ بُنُورِ وَجْهِكَ الَّذي اَضاءَتْ لَهُ السَّماواتُ وَالاَْرَضُونَ، وانْكَشَفَتْ لَهُ الظُّلُماتُ، وَصَلَحَ عَلْيْهِ اَمرُ الاَْوَّلينَ وَالاْخِرينَ، مِنْ فُجْأَةِ نِقْمَتِكَ، وَمِنْ تَحْويلِ عافِيَتِكَ، وَمِنْ زَوالِ نِعْمَتِكَ، اَللًّهُمَّ ارْزُقْني قَلْباً تَقِيّاً نَقِيّاً، وَمِنَ الشِّرْكِ بَرياً لا كافِراً وَلا شَقِياً

A’ûdzu binûri wajhikal ladzî adhâat lahus samâwâtu wal-aradhûna, wankasyafat lahuzh zhulumâtu, wa shalaha ‘alayhi amrul awwalîna wal-âkhirîn, min fuj-ati niqmatika, wa in tahwîli ‘âfiyatika, wa min zawâli ni’matika. Allâhummarzuqnî qalban taqiyyan naqiyyâ, wa minasy syirki bariyyâ lâ kâfiran wa lâ syaqiyyâ.

Aku berlindung dengan cahaya wajah-Mu, yang karenanya langit dan bumi, kegelapan tersingkap, dan karenanya urusan orang-orang terdahulu dan belakangan menjadi maslahat, diselamatkan dari turunnya azab-Mu dan perubahan keselamatan-Mu, dan dari hilangnya nikmat-Mu. Ya Allah, karuniakan kepadaku hati yang suci dan bersih, suci dari kemusyrikan, tidak ingkar dan tidak celaka.

Kemudian menempelkan pipi ke tempat sujud seraya mengucapkan:

عَفَّرْتُ وَجْهِي فِي التُّرَابِ، وَحُقَّ لِي اَنْ اَسْجُدَ لَكَ

‘Affartu wajhî fit turâbi, wa huqqalî an asjuda laka.
Kulumaskan wajahku di tanah (tempat sujud), dan layaklah bagiku sujud kepada-Mu

Rasulullah saw bersabda:
“…Wahai jiwa yang bernafas panjang, tahukah kamu mala mini? Malam ini adalah malam nishfu Sya’ban, di dalamnya rizki dibagikan, di dalamnya ajal dicatat. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa hamba-Nya malam ini…, dan menurunkan para malaikat-Nya ke bumi Mekkah.” (Mafatihul Jinan, bab 1, pasal 2)

Kesebelas: Melakukan shalat Ja’far Ath-Thayyar (shalat Tasbih).

Kedua belas: Melakukan shalat empat rakaat, setiap rakaat membaca Fatihah dan surat Al-Ikhlash (100 kali). Setelah salam membaca:

اَللًّهُمَّ اِنّي اِلَيْكَ فَقيرٌ، وَمِنْ عَذاِبكَ خائِفٌ مُسْتَجيرٌ، اَللًّهُمَّ لا تُبَدِّلِ اسمي، وَلا تُغَيِّرْ جِسْمي، وَلاتَجْهَدْ بَلائي، وَلاتُشْمِتْ بي اَعْدائي، اَعُوذُ بِعَفْوِكَ مِنْ عِقابِكَ، وَاَعُوذُ بِرَحْمَتِكَ مِنْ عَذابِكَ، وَاَعُوذُ بِرِضاكَ مِنْ سَخَطِكَ، وَاعُوذُ بِكَ مِنْكَ، جَلَّ ثَناؤُكَ، اَنْتَ كَما اَثْنَيْتَ عَلى نَفْسِكَ وَفَوْقَ مايَقُولُ الْقائِلُونَ

Allâhumma innî ilayka faqîrun, wa min ‘adzâbika khâifun mustajîr. Allâhumma lâ tubaddil ismî, wa lâ tughayyir jismî, wa lâ tajhad balâî, wa lâ tusymitbî a’dâî. A’ûdzu bi’afwika min ‘iqâbika, wa a’ûdzu birahmatika min ‘adzâbika, wa a’ûdzu biridhâka min sakhathika, wa a’ûdzu bika minka. Jalla tsanâuka, Anta kamâ atsnayta ‘alâ nafsika wa fawqa mâ yaqûlul qâilûn

Ya Allah, aku butuh kepada-Mu, aku taku pada siksa-Mu, aku memohon perlindungan-Mu. Ya Allah, jangan ganti namaku, jangan rubah fisikku, jangan beratkan ujianku, jangan bahagiakan musuh-musuhku dengan penderitaanku. Aku berlindung dengan maaf-Mu dari siksa-Mu, aku berlindung dengan rahmat-Mu dari azab-Mu, aku berlindung dengan ridha-Mu dari murka-Mu, aku berlindung dengan-Mu dari-Mu. Maha agung puji-Mu sebagaimana Engkau memuji diri-Mu di atas pujian yang diucapkan oleh orang-orang yang memuji.

وَمَنْ يَتَوكَّلْ عَلَى اللهِ فَهُوَ حَسْبُهُ اِنَّ اللهَ بالِغُ اَمْرِهِ قَدْ جَعَلَ اللهُ لِكُلِّ شَىء قَدْراً

Wa may yatawakkal ‘alallâhi fahuwa hasbuh, innallâha bâlighu amrihi qad ja’alallâhu likulli syay-in qadrâ.

Barangsiapa yang bertawakkal kepada Allah, cukuplah Dia sebagai pelindung, sesungguhnya Allah menyampaikan urusan-Nya, Allah telah menetukan takdir bagi setiap sesuatu.

اَللًّهُمَّ اِنْ لَمْ تَكُنْ غَفَرْتَ لَنا فيما مَضى مِنْ شَعْبانَ فَاغْفِرْ لَنا فيما بَقِيَ مِنْهُ

Allâhumma illam takun ghafarta lanâ fîmâ madha min sya’bân faghfir lanâ fîmâ baqiya minhu.

Ya Allah, jika Engkau belum mengampuni kami di hari-hari berlalu di bulan Sya’ban, maka ampuni kami pada hari-hari Sya’ban berikutnya.

Ketiga belas: Dalam suatu riwayat dikatakan bahwa melakukan shalat seratus rakaat pada malam ini memiliki keutamaan yang banyak. Caranya: setiap rakaat membaca Fatihah dan surat Al-Ikhlash (10 kali). Atau membaca surat Al-Fatihah dan surat Yasin, Surat Tabarak dan surat Al-Ikhlash.

Keempat belas: membaca doa-doa di malam Nishfu Sya’ban

Hari Nishfu Sya’ban (15 Sya’ban) adalah hari raya yang mulia, hari lahirnya Shahibuz zaman imam Mahdi Al-Muntazhar (‘Ajjalallahu farajahu).
(Disarikan dari kitab Mafâtihul Jinân, bab 2, pasal 2)

Do'a MP (malam pertama) sya'ban

Doa ini dibaca sesudah ziarah atau membaca doa ziarah kepada Imam Husein (sa)

بسم الله الرحمن الرحيم
اللهم صل على محمد وآل محمد

اَللًّهُمَّ بِحَقِّ لَيْلَتِنا وَمَوْلُودِها، وَحُجَّتِكَ وَمَوْعُودِها، الَّتي قَرَنْتَ اِلى فَضْلِها فَضْلاً فَتَمَّتْ كَلِمَتُكَ صِدْقاً وَعَدْلاً لا مُبَدِّلَ لِكَلِماتِكَ، وَلا مُعَقِّبَ لاِياتِكَ، نُورُكَ الْمُتَاَلِّقُ، وَضِياؤُكَ الْمُشْرِقُ، وَالْعَلَمُ النُّورُ في طَخْياءِ الدَّيْجُورِ، الْغائِبُ الْمَسْتُورُ، جَلَّ مَوْلِدُهُ وَكَرمَ مَحْتِدُهُ، وَالْمَلائِكَةُ شُهَّدُهُ، وَاللهُ ناصِرُهُ وَمُؤَيِّدُهُ، اِذا آن ميعادُهُ، وَالْمَلائِكَةُ اَمْدادُهُ، سَيْفُ الله الَّذي لا يَنْبُو، وَنُورُهُ الَّذي لا يَخْبُو، وَذُو الْحِلْمِ الَّذي لا يَصْبُو، مَدارُ الَّدهْرِ، وَنَواميسُ الْعَصْرِ، وَوُلاةُ الاَْمْرِ، وَالْمُنَزَّلُ عَلَيْهِمْ ما يَتَنَزَّلُ في لَيْلَةِ الْقَدْرِ، وَاَصْحابُ الْحَشْرِ وَالنَّشْرِ، تَراجِمَةَ وَحْيِهِ، وَوُلاةُ اَمْرِهِ وَنَهْيِهِ

اَللًّهُمَّ فَصَلِّ عَلى خاتِمِهم وَقائِمِهِمْ الْمَسْتُورِ عَوالِمِهِمْ، اَللًّهُمَّ وَاَدْرِكَ بِنا أَيّامَهُ وَظُهُورَهُ وَقِيامَهُ، وَاجْعَلْنا مِنْ اَنْصارِهِ، وَاقْرِنْ ثارَنا بِثارِهِ، وَاكْتُبْنا في اَعْوانِهِ وَخُلَصائِهِ، وَاَحْيِنا في دَوْلَتِهِ ناعِمينَ، وَبِصُحْبَتِهِ غانِمينَ وَبِحَقِّهِ قائِمينَ، وَمِنَ السُّوءِ سالِمينَ، يا اَرْحَمَ الرّاحِمينَ، وَالْحَمْدُ للهِ رَبِّ الْعالَمينَ وَصَلَواتُهُ عَلى سَيِّدِنا مُحَمَّد خاتَمِ النَّبِيّينَ وَالْمُرْسَلينَ، وَعَلى اَهْلِ بَيْتِهِ الصّادِقينَ وَعِتْرَتِهَ النّاطِقينَ، وَالْعَنْ جَميعَ الظّالِمينَ، واحْكُمْ بَيْنَنا وَبَيْنَهُمْ يا اَحْكَمَ الْحاكِمينَ

Ya Allah, dengan hak malam ini dan yang dilahirkan malam ini, dan hak Hujjah-Mu dan yang dijanjikan pada malam ini, malam yang telah Kau hubungkan semua keutamaan dengan keutamaannya. Sungguh sempurna kalimat-Mu sebagai kebenaran dan keadilan, tiada perubahan pada kalimat-Mu dan tiada pergantian pada ayat-ayat-Mu. Dilah cahaya-Mu yang bersinar dan sinar-Mu yang memancar, cahaya yang memancar dalam kegelapan yang gulita, keghaibannya yang tertutupi. Sungguh agung kelahirannya dan mulia asal kejadiannya. Para Malaikat menjadi saksinya, Allah menjadi Penolong dan Pembelanya ketika tiba saat yang dijanjikannya. Para Malaikat menjadi pasukannya, pedang Allah yang tak akan terpatahkan, cahaya-Nya yang tak terpadamkan, penyantun yang tak mengenal kasihan. Dialah pusat peredaran masa, pemilik rahasia zaman, dan pemimpin pemerintahan Ilahi. Kepada mereka diturunkan apa yang diturunkan pada malam Al-Qadar. Mereka Ashhabul hasyri wan-nasyr, pemimpin pada hari kiamat dan hari kebangkitan. Merekalah penerjemah wahyu-Nya, dan pemandu perintah dan larangan-Nya.

Ya Allah, sampaikan shalawat kepada Al-Mahdi Ahlul bait Nabi saw yang terakhir, tonggak mereka yang terhijabi dari pandangan mata manusia umumnya. Ya Allah, perkenalkan kepada kami hari-harinya, kehadiran dan kebangkitannya. Jadikan kami pasukannya, hubungkan pembelaan kami dengan pembelaannya. Catatlah kami sebagai penolong dan pengikutnya yang sejati. Hidupkan kami sebagai orang-orang yang memperoleh kenikmatan dalam pemerintahannya, beruntung dalam persahabatannya, membela haknya, dan selamat dari semua keburukan yâ Arhamar râhimîn. Segala puji bagi Allah Rabbul ‘âlamîn. Semoga shalawat senantiasa tercurahkan kepada junjungan kami Muhammad penutup para nabi dan rasul, dan kepada keluarganya Ash-Shâdiqîn dan keturunannya An-Nâthiqîn. Laknatlah semua mereka yang berlaku zalim, dan adili di antara kami dan mereka yâ Ahkamal hâkimîn, wahaiYang Maha Adil dari semua yang menghakimi. (Mafatihul Jinan, bab 2, pasal 2) (Muhas)

Kamis, 14 Agustus 2008

Malam nishfu sya'ban, benarkah ???

tanggal 17 Agustus 2008 indonesia mempunyai 2 hari besar. Selain hari ultah kemerdekaan ke 63, pada malam tanggal 17 tersebut bertepatan juga dengan malam nishfu sya'ban (15 Sya'ban 1429 H). Bagaimana hukumnya merayakan malam nishfu syaban ?

Imam Ja’far Ash-Shadiq (sa) berkata:
“Ketika Muhammad Al-Baqir (sa) ditanyai tentang keutamaan malam Nishfu Sya’ban, beliau berkata: ‘malam Nishfu Sya’ban adalah malam yang paling utama setelah Laylatul Qadar; pada malam ini Allah menganugerahkan karunia-Nya dan mengampuni mereka dengan anugerah-Nya, maka bersungguh-sungguhlah kamu dalam bertaqarrub kepada Allah pada malam ini, karena malam ini adalah malam Allah bersumpah pada diri-Nya untuk tidak menolak permohonan orang yang memohon selama ia tidak memohon kemaksiatan pada-Nya, dan Allah menjadikan malam ini malam kami Ahlul bayt sebagaimana Dia menjadikan Laylatul-Qadar malam Nabi kita, karena itu hendaknya kamu bersungguh-sungguh dalam berdoa dan memuji Allah swt’.”

Di antara keagungan dan keberkahannya malam ini adalah malam kelahiran Imam Mahdi (sa), yaitu waktu dini hari tahun 255 H.

Malam Nishfu Sya’ban
Ayah Ali bin Fadhal berkata: Aku pernah bertanya kepada Imam Ali Ar-Ridha (sa) tentang malam Nishfu Sya’ban. Beliau berkata: “Malam Nishfu Sya’ban adalah malam Allah membebaskan hamba-Nya dari api neraka dan mengampuni dosa-dosa.” Aku bertanya lagi: Apakah sebaiknya memperbanyak shalat sunnah di dalamnya lebih dari malam-malan yang lain? Beliau berkata: “Di dalamnya tidak ada sesuatu yang harus menjadi beban, tetapi jika kamu ingin melakukan sesuatu, maka hendaknya melakukan shalat Ja’far Ath-Thayyar (shalat tasbih). Dan Perbanyaklah di dalamnya zikir kepada Allah azza wa jalla, istighfar dan doa. Karena ayahku berkata: ‘Doa di dalamnya mustajabah.” (Fadhail Al-Asyhur Ats-Tsalatsah: 45)


setelah membaca artikel ini :
Mohon kehadiran sahabat/i KMNU UNY untuk memperingati malam nishfu sya'ban besok tanggal 16 Agustus 2008 jam 18.00 di Mushola Alhuda Fakultas Bahasa dan Seni UNY (FBS barat) untuk bersam,a membaca yasin dan sholat hajat berjama'ah.
semoga Allah senantiasa mengakbulkan hajat-hajat kita..........amin.... (Muhas)

Sabtu, 09 Agustus 2008

Dibentuk, Forum Komunikasi Mahasiswa NU se-Jawa

Yogyakarta
Pertemuan akbar perdana mahasiswa Nahdlatul Ulama (NU) se-Jawa yang diselenggarakan di Yogyakarta hingga Ahad (20/7) kemarin, menyepakati dibentuknya wadah untuk bekerjasama antara aktivis mahasiswa NU se-Jawa. Wadah tersebut diberi nama Forum Komunikasi Mahasiswa Nahdlatul Ulama se-Jawa (FKMNUJ).

Pertemuan digagas bersama oleh Kelurga Mahasiswa NU (KMNU) dari Universitas Gajah Mada (UGM), Universitas Negeri Yogyakarta (UNY), dan Institut Pertanian Bogor (IPB). Hajat akbar pertama yang melibatkan aktivis mahasiswa NU dari kampus-kampus di Jawa itu dipusatkan di STIKES Alma Ata Yogyakarta.

Tokoh NU DI Yogyakarta yang juga Guru Besar dari UGM, Prof Dr Mochammad Maksum MSc, membuka pertemuan tersebut dan menjadi pembicara utama.

Sebanyak sembilan kampus besar di Jawa bergabung dalam pertemuan ini dan melibatkan 50 mahasiswa. Selain dihadiri tiga kampus yang menjadi penggagas pertemuan, utusan dari Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga Yogyakarta, Universitas Negeri Sebelas Maret Solo (UNS), Universitas Negeri Surabaya (Unesa), Universitas Brawijaya (UB) Malang, Universitas Islam Negeri (UIN) Malang, dan Universitas Islam Darul Ulum (Unisda) Lamongan, juga hadir.

Ketua Panitia Pertemuan Mahasiswa NU se-Jawa, Najmu (UGM), mengemukakan, dibentuknya forum komunikasi tersebut dikarenakan adanya kebutuhan bersama untuk melakukan sharing, bekerjasama dan menuntaskan banyak pekerjaan rumah yang tengah dihadapi NU.

“Kami berharap pertemuan ini akan menghasilkan manfaat bagi NU. Karena selama ini berdakwah mengembangkan NU di kampus terasa sangat sulit. Banyak tantangan yang dihadapi. Wadah ini diharapkan dapat menjadi media untuk mencari solusi bersama," kata Najmu, yang memandu jalannya acara.

Hal senada diutarakan oleh Yudin. Menurutnya, NU tengah menghadapi ancaman yang dating dari kelompok-kelompok yang memiliki jaringan transnasional. Apalagi pada saat ini masih banyak pula anak-anak NU yang menimba ilmu di kampus, terutama di kampus umum semacam UGM, IPB, UNY, UI, ITB, dan sejenisnya, yang belum terwadahi dengan baik.

“Kalau di kampus-kampus agama seperti UIN, IAIN, STAIN atau kampus yang berafiliasi ke UIN, pengaruh NU secara organisasi atau kultur masih cukup kuat. Keberadaan organisasi mahasiswa berbasis NU juga masih cukup baik. PR kami sekarang adalah bagaimana keberadaan mahasiswa NU di kampus berbasis ilmu umum dapat terwadahi dengan lebih baik,” terang Yudin. (hir)

sumber : http://www.nu.or.id/page.php?lang=id&menu=news_view&news_id=13504

Jumat, 08 Agustus 2008

صلوا علي النبي محمد

سمط الدرر
Simtu Durror selalu dilantunkan setiap malam jum'at di sekretariat KMNU UNY, kegiatan rutin ini merupakan pembacaan sholawat secara bersama-sama, dengan menumbuhkan rasa cinta kita terhadap nabi agung junjungan kita nabi muhammad SAW kita mengharapkan syafa'atnya besok dihari kiamat.

Fadhilah membaca Sholawat
Dari Ibnu Mas’ud ra, Rasulullah SAW bersabda “Orang yang pantas berada di sisiku pada hari kiamat adalah orang yang memperbanyak shalawat atasku.” (HR. Tirmidzi)

Shalawat yang berasal dari kata al-Shalah, secara etimologi mempunyai arti yaitu do’a dan rahmat. Secara lebih khusus, shalawat mempunyai makna rahmat Allah Swt yang disertai pemuliaan-Nya atas Nabi Muhammad SAW. Namun, sebagian jumhur mentafsirkan bahwa shalawat berarti rahmat yang datang dari Allah Swt, dan pengampunan dosa dari malaikat, serta tunduk dan do’a dari selain keduanya seperti manusia, hewan, hingga benda mati.

Hadist yang tesebut di atas, mengingatkan kita akan urgensi dan keutamaan shalawat atas Nabi Muhammad SAW. Sebagai seorang muslim, sudah sepatutnya kita tunduk dan memuliakan junjungan nabi kita Muhammad SAW atas apa yang telah beliau lakukan untuk umatnya semasa hidup. Shalawat atas beliau adalah satu dari sekian banyak wasilah atau cara untuk memuliakan beliau. Jangankan kita manusia yang notabene adalah umat beliau, Allah Swt dan malaikat-Nya pun juga beshalawat kepada beliau. Allah Swt befirman dalam al-Qur’an yang bunyinya “Sesungguhnya Allah dan para malaikat-Nya bershalawat atas nabi. Hai orang-orang yang beriman! Bershalawatlah kamu atas nabi dengan penuh penghormatan kepadanya.” (QS al – Ahzab : 56)

Allah Swt dengan segala kekuasaan-Nya telah mengutus Nabi Muhammad SAW untuk menyampaikan risalah-Nya, dan menjadikannya rahmatan lil ‘alamien, serta pembawa berita gembira bagi orang-orang mu’min, dan pemberi syafa’at bagi umat pilihannya. Maka, sudah menjadi kewajiban seorang muslim dan seluruh umat Nabi Muhammad SAW untuk bershalawat atasnya sebagai bentuk rasa tunduk dan penghormatan kepada beliau.

Orang yang selalu bershalawat atas Nabi Muhammad SAW akan merasakan fadhilah dan keutamaan dari shalawat tersebut. Ada beberapa hadist yang menjelaskan fadhilah dan keutamaan dari shalawat, satu diantaranya berbunyi “Barangsiapa yang bersholawat atasku sekali, maka Allah akan bersholawat untuknya sepuluh kali." (HR. Muslim, Ahmad dan perawi hadits yang tiga). Dalam hadist lainnya, Rasulullah SAW bersabda “Barangsiapa yang bersholawat untukku di waktu pagi sepuluh kali dan di waktu sore sepuluh kali, maka ia berhak mendapatkan syafa'atku." (HR. Thabarani)

Namun, barangsiapa yang melalaikan dan enggan untuk bershalawat atas Nabi Muhammad SAW, maka ia juga akan merasakan akibat dan dampak dari kelalaiannya itu. Rasulullah SAW bersabda “Termasuk orang yang bakhil adalah orang yang apabila namaku disebut ia tidak bershalawat atasku.” (HR. Tirmidzi) Inilah sebagian fadhilah bagi orang-orang yang sering bershalawat atas Nabi Muhammad SAW dan celaan bagi yang melalaikannya. Wallahu a’lam bish shawab

Rabu, 06 Agustus 2008

KMNU UNY Buka Stand

Buka stand merupakan salah satu untuk mengenalkan diri pada semua mahasiswa UNY baik mahasiswa baru (MABA) ataupun mahasiswa lama (MALA), disini teman-teman dari KMNU akan membantu mahasiswa baru dalam mencari informasi baik itu tentang kampus maupun yang lain

Senin, 04 Agustus 2008

KMNU UNY

Organisasi dideklarasikan pada tanggal 31 Maret 2001 bertempat di Taman Pancasila Universitas Negeri Yogyakarta yang dihadiri oleh ratusan mahasiswa NU dari berbagai Jurusan dan Fakultas di UNY yang berasal dari berbagai daerah, dan juga dihadiri para tokoh NU di wilayah DIY dan sekitarnya antara lain KH. Abdul Muhaimin Pengasuh Pondok Pesantren Nurul Ummahat.

Organisasi ini pertama kali dipelopori oleh Ahsan Ali Mubarok (Pendidikan Kimia) dan dibantu oleh teman-teman dari berbagai jurusan antara lain Hibatun Wafiroh (Pendidikan Fisika), Wildan Ary Furqon (Matematika), Qusyairi (Matematika), Hariyanto (Pendidikan Biologi), Ahmad Manna (Fisika), Setyoso (Fisika), Indah Mardatilla (Pendidikan Biologi) FMIPA UNY angkatan 1999. Saat itu beliau merintis untuk mengadakan pengajian kitab kuning di sekitar lingkungan kampus.

Sampai sekarang ini, organisasi yang bernilai kultural dari para ulama' terdahulu masih kental dengan kegiatan-kegiatan agama