Senin, 23 Februari 2015

KMNU UNY MENGADAKAN MUSYAWARAH ANGGOTA

KMNU UNY MENGADAKAN MUSYAWARAH ANGGOTA

Optimalisasi Peran Mahasiswa NU dalam Dinamika Kampus
21-22 Februari 2015
Pondok Pesantren Al-Islam Yogyakarta


Keluarga Mahasiswa Nahdlatul Ulama Universitas Negeri Yogyakarta mengadakan musyawarah anggota, kegiatan berlangsung selama dua hari, diawali dengan stadium general dengan tema “Optimalisasi Peran Mahasiswa NU dalam Dinamika Kampus”, dilanjutkan dengan sidang tata tertib, sidang LPJ, penilaian umum, sidang komisi AD/ART, GBHO, Rekomendasi, Demisioner pengurus dan dilanjutkan dengan pemilihan ketua umum baru KMNU UNY untuk periode 2015/2016.
            Musyawarah anggota pada tahun ini dilaksanakan di Ponpes Al-Islam Beteng Kulon, Bantul, Yogyakarta. Musyang KMNU UNY merupakan kedaulatan tertinggi dalam Keluarga Mahasiswa Nahdlatul Ulama UNY, mempunyai tugas menerima atau menolak, membahas dan menetapkan laporan pertanggungjawaban pengurus KMNU UNY periode 2015. Mendemisionerkan ketua dan pengurus, membahas kembali dan mengesahkan PD/PRT dan GBHK, selain itu membahas, menelaah, menyusun, menetapkan rekomendasi, memilih dan menetapkan ketua umum, memilih tim formatur.
            Dihari pertama telah digelar stadium general yang menghadirkan narasumber Dr. Arif Rohman, M.Si dosen Filsafat Sosiologi Pendidikan UNY sekaligus Pembina KMNU UNY dan Samsyuddin, S.Pd merupakan Presidium Nasional IV KMNU, dalam acara ini dihadiri ketua BPH Regional II KMNU Nasional Muhammad Dliyauddin beserta wakilnya Ahmad Ulin Nuha. Stadium general diadakan pertama kali ini dalam musyawarah anggota KMNU UNY bertujuan memberikan pemahaman tentang peran KMNU di dunia kampus dan umumnya.
Materi yang disampaikan dalam diskusi adalah Iidealisme mahasiswa NU untuk optimalisasi peran, hal ini berkaitan dengan akar ideologi, ideologi pendidikan tentang konservatisme, liberalisme, kritisme-radikal. Peran yang harus dilakukan mahasiswa NU dalam pengembangan masyarakat pendidikan, termasuk kampus perguruan tinggi yaitu peran kultural dan struktural, kedua hal ini perlu disinergiskan agar dapat dicapai hasil yang optimal untuk kemaslahatan ummat dikemudian hari.
Seusai stadium general, dalam penjaminan kelancaran musyawarah anggota dan penjaminan keabsahan acara musyang maka diadakan sidang tata tertib yang berlangsung lancar dan acara ini selesai sesuai yang diharapkan oleh panitia. Acara dilanjutkan dengan istirahat sholat dan makan oleh panitia dan peserta musyawarah, terlihat jumlah keikut sertaan lebih banyak dari tahun kemarin dan pada musyang kali ini juga dimeriahkan oleh group hadral el-maqashid yang merupakan badan semi otonom keluarga mahasiswa nahdlatul ulama Universitas Negeri Yogyakarta.
            Apa kabar KMNU UNY hari ini? Mungkin pertanyaan itu menjadi gambaran bagi anggota dan keluarga besar KMNU UNY untuk mengetahui kondisi organisasi sekarang ini. Satu periode kepengurusan sudah terlewati. Beberapa proker yang telah terlaksana dapat dijadikan indikator penilaian terhadap kinerja pengurus. Selain itu kesolidan pengurus hingga akhir masa kepengurusan juga menjadi representatif keadaan organisasi. Kesolidan pengurus dalam melakukan kerjasama merupakan kondisi riil internal pengurus tahun ini.
            Secara kasar, jumlah pengurus yang aktif hingga akhir kepengurusan ini berkisar 70% lebih dari jumlah total pengurus yang dilantik. Keaktifan tersebut terlihat dari partisipasi aktif personil-personil pengurus dalam setiap rapat dan pelaksanaan proker-proker. Dengan prosentase keaktifan tersebut, hubungan kinerja pengurus dirasa cukup solid dengan dukungan atmosfer kerja organisasi yang mengutamakan kekeluargaan dan suasana “menyenangkan”. Keakraban itulah yang menjadi daya dorong ekstra bagi kinerja pengurus.
            Menjelang akhir acara dilaksanakan pendemisioneran pengurus. “Alhamdulillah telah kami selesaikan laporan pertanggungjawaban dan kami tunaikan kewajiban untuk mempertanggungjawabkan amanah kami, teriring permohonan maaf atas ketidaksempurnaan dan segala kekurangan, kesalahan dan cacat yang mungkin ada pada pertanggungjawaban kami, terimakasih kami ucapkan kepada segenap pengurus inti, pengurus harian dan seluruh pengurus KMNU masa khidmah 2014/2015, majelis pertimbangan organisasi, dewan pengurus organisasi, dan seluruh pihak, semoga segala yang dilakukan akan dicatat sebagai amal baik”. Kutipan dari penutupan pengurus. 
            Pendemisioneran telah usai kemudian dilanjut dengan pemilihan ketua, terdiri dari empat bakal calon ketua, ketua terpilih adalah Lukman Tambose mahasiswa fakultas teknik asal dari Kebumen. Segera Lukman Tambose menyampaikan sambutan pertamanya bahwa beliau siap untuk mengemban amanah sebagai ketua KMNU UNY periode selanjutnya dengan melanjutkan penekanan visi dan misi sinergisitas antara elemen organisasi serta sinergisitas spiritualitas dan intelektualitas dalam menghadapi peran mahasiswa NU dalam dinamika kampus.

oleh : Muslim Fidia Atmaja | Kominfo KMNU UNY

Jumat, 20 Februari 2015

Alhamdulillah, Official Website dan Medsos Keluarga Mahasiswa NU Resmi Diluncurkan



Yogyakarta, Muslimedianews.com ~ Presidium Nasional Keluarga Mahasiswa Nahdlatul Ulama (PRESNAS KMNU) yang merupakan gabungan dari beberapa KMNU di beberapa perguruan tinggi nasional secara resmi meluncurkan situs dan akun media sosial. Tujuannya adalah sebagai sarana komunikasi Keluarga Mahasiswa NU dalam menebarkan dan meningkatkan penyiaran dakwah Islam ahlussunnah wal jama'ah (aswaja) yang rahmatan lil 'alamin, sebagaimana dilansir dari halaman akun facebook mereka.

Tercatat ada 12 Perguruan Tinggi Nasional dan Internasional baik negeri maupun swasta yang tergabung dalam pembentukan situs KMNU ini, diantaranya KMNU dari International Islamic University Malaysia (IIUM), Universitas Lampung (UNILA), Institut Pertanian Bogor (IPB), Sekolah Tinggi Akutansi Negara (STAN), Universitas Indonesia (UI), Universitas Pendidikan Indonesia (UPI), Institut Teknologi Bandung (ITB), Universitas Islam Indonesia (UII), Universitas Negeri Yogyakarta (UNY), Universitas Diponegoro (UNDIP), Universitas Padjadjaran (UNPAD) dan Universitas Gajah Mada (UGM).


Bagi para pengguna internet yang ingin mengetahui website official KMNU Nasional dapat mengunjungi tautan di alamat http://www.kmnu.or.id. Sedangkan akun media sosial (medsos) resmi KMNU yang telah dirilis dapat diikuti melalui: 

“Mari kita berfastbaiqul khairat dengan berpartisipasi, mengunjungi dan mengisi serta menyebarkan beberapa sarana komunikasi dan media sosial yang telah kami buat ini untuk menebarkan Islam damai yang rahmatan lil’alamin”, pungkas Presnas KMNU dalam releasenya, (4/2/2015)

sumber : http://www.muslimedianews.com/2015/02/alhamdulillah-official-website-dan.html

Alissa Wahid: KMNU Harus Lanjutkan Perjuangan Para Ulama


Yogyakarta, NU Online
Saat ini bangsa Indonesia butuh kebangkitan mahasiswa, karena dunia ini berubah terus dan semakin lama semakin cepat berubahnya. Dunia saat ini sudah menjadi desa global (global village), apa yang terjadi di sudut dunia, kita tahu. Pertukaran kultur mudah terjadi sehingga terjadi tarik-menarik  tentang siapa yang dipengaruhi dan siapa yang mempengaruhi. Oleh karen itu, KMNU harus melanjutkan perjuangan yang telah dibangun oleh para ulama.

Demikian dikatakan Alissa Wahid dalam Musyawarah Nasional (Munas) Keluarga Mahasiswa Nahdlatul Ulama (KMNU) se-Indonesia yang dilaksanakan di Pondok Pesantren Sunan Pandanaran, Yogyakarta, Jum’at, (23/1). 



Dalam kesempatan tersebut Alissa mengatakan, saat ini banyak gerakan ‘Islam anyaran’ yang mempengaruhi gerakan Islam di Indonesia. Islam anyaran, ucap Alissa mengutip kata-kata Gus Mus, adalah kelompok Islam yang tidak ikut berinfestasi membentuk Negara Indonesia. 

“Islam anyaran ini berbeda dengan NU yang sudah terlibat dalam perjuangan bangsa selama ini,” tutur Alissa. 

Alissa melanjutkan, dari dulu ulama NU bersentuhan dengan masyarakat bawah, tidak berdiri di menara gading. Cara seperti, tambah putri sulung Gus Dur ini, merupakan warisan terbesar dari Walisongo. Hasilnya, lanjut Alissa, jumlah umat Islam di Indonesia saat ini lebih banyak daripada jumlah seluruh umat Islam di Timur Tengah. 

“Hal ini karena pendekatan yang dilakukan ulama adalah pendekatan kultural,” terangnya.

Menurutnya, ulama juga menentukan status negara Indonesia sebagai dar al-salam (negara damai), mengingat kondisi Negara ini beragam. Kalau bicara Indonesia, urai Alissa, maka disana ada ras melayu dan lain-lain. “Ndak ada yang tunggal dan kondisi inilah yang disikapi ulama dengan memberi status dar al-salam,” ujar Kakak dari Yenny, Inayah dan Anita Wahid ini.

Seminar dengan tema ‘Sinergi Mahasiswa Nahdlatul Ulama Melalui Nilai Spiritual dan Intelektual Mewujudkan Islam Yang Rahmatan Lil Alamin’ ini merupakan salah satu rangkaian Musyawarah Nasional (Munas) KMNU yang dilaksanakan selama tiga hari, Jum’at-Ahad, (23-25/1).(Anas/Fathoni)

sumber: http://www.nu.or.id/a,public-m,dinamic-s,detail-ids,44-id,57200-lang,id-c,nasional-t,Alissa+Wahid++KMNU+Harus+Lanjutkan+Perjuangan+Para+Ulama-.phpx

Mahasiswa Peminat Tarekat di Jawa Barat Terwadahi



Bandung, NU Online
Puluhan mahasiswa dari berbagai kabupaten dan kota di Jawa Barat membentuk kepengurusan MATAN (Mahasiswa Ahli Thariqah Mu'tabarah An Nahdliyah) Jabar di Cileunyi, Bandung, Sabtu (14/2). Salah seorang pengurus pusat MATAN Muhammad Rido hadir pada pelantikan pengurus MATAN Jabar yang diamanahkan kepada Ajid Tohir.

Rido menyambut baik wadah tarekat bagi mahasiswa di Jabar. Menurutnya, salah satu tujuan dibentuknya MATAN memang untuk mengisi ruang batin di kalangan mahasiswa.

"Ini pengalaman saya, masih muda sudah masuk tarekat, apa kuat? Kalau ditelusuri lebih jauh ternyata anggapan seperti itu merupakan warisan kolonial," ujarnya.

Tujuan kolonial, lanjut Rido, melemahkan Islam di Nusantara, karena perlawanan terhadap kolonial selalu melibatkan penganut tarekat sehingga dibuatlah provokasi bahwa masuk tarekat minimal harus berusia 40 tahun sebagaimana usia kerasulan Nabi Muhammad SAW.

Rido juga mengingatkan agar MATAN tidak dibawa ke politik praktis. Ini merupakan nasihat sesepuh JATMAN Habib Luthfi (Abah).

"Abah menginginkan mahasiswa MATAN itu harus mempunyai jiwa nasionalis cinta NKRI, kemudian berintelektual dan juga sufistik. Abah juga melarang keras pengurus MATAN membawa MATAN secara organisasi dalam politik praktis," tambahnya. (Aiz Luthfi/Alhafiz K)

sumber : http://nu.or.id/a,public-m,dinamic-s,detail-ids,2-id,57615-lang,id-c,daerah-t,Mahasiswa+Peminat+Tarekat+di+Jawa+Barat+Terwadahi-.phpx

PENGURUS KMNU UNY 2014

PENGURUS KMNU UNY 2014

Dana Sosial Pesantren Tebuireng Jadi Sasaran Riset Mahasiswa

Dana Sosial Pesantren Tebuireng Jadi Sasaran Riset Mahasiswa


Jombang, NU Online
Selama tiga minggu, mahasiswa Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Kediri Jawa Timur meneliti pengelolaan keuangan di Lembaga Sosial Pesantren Tebuireng atau LSPT Jombang. Mereka yang berjumlah lima orang ini ingin mempraktikkan sejumlah pengetahuan yang telah diraih selama berada di kampus.

"Kami dari Fakultas Syariah Program Studi Ekonomi Syariah," kata Krisna Winata Putra, pimpinan kelompok tersebut saat dikonfirmasi NU Online, Rabu (11/2). 

Para mahasiswa sejak tanggal 9 hingga 28 Februari mendatang akan meneliti lebih dekat bagaimana LSPT mendapatkan dana sosial dari para donatur, pengadministrasian, penyaluran dana untuk kegiatan sosial, hingga pelaporan kepada khalayak.

"Para peserta juga terlibat dalam kegiatan yang diselenggarakan LSPT, khususnya saat memberikan santunan kepada sejumlah kalangan," kata Krisna, sapaan akrabnya.

Seperti pada kegiatan penyaluran bantuan. Bersama salah seorang pengurus, mereka diikutkan kegiatan penyaluran paket susu formula kepada masyarakat. "Kami menyaksikan, bantuan ini tidak semata diberikan kepada kalangan muslim, juga masyarakat yang beragama lain," tandas mahasiswa kelahiran Kediri ini. Bagi para mahasiswa, apa yang dilakukan LSPT adalah cerminan rasa solidaritas membantu masyarakat kurang mampu dengan tanpa membedakan agama dan keyakinan, lanjutnya.

Keterlibatan dengan kegiatan LSPT juga mereka rasakan saat pemberian santunan kepada para 200 fakir miskin dan kaum dluafa' di Masjid Ulul Albab yang berada di lingkungan Pesantren Tebuireng. Selama acara berlangsung, para mahasiswa ikut dalam kegiatan shalat dhuha berjamaah, mendengarkan mauidhah hasanah, pemberian santunan dan layanan kesehatan secara gratis.

Bagi mahasiswa semester 6 ini, pengalaman mengikuti sejumlah kegiatan LSPT merupakan hal menarik dan berharga. "Hal ini juga menjadi pembanding dengan ilmu yang selama ini kami peroleh di kampus," ungkapnya.

Meskipun belum genap semingu terlibat dalam kegiatan LSPT, para mahasiswa merasa bahwa secara umum pengelolaan keuangan di lembaga sosial ini lumayan baik. "Apalagi kami dibantu dengan keterbukaan informasi yang disampaikan pengurus," katanya. Keberadaan majalah dan website juga menjadi sarana dalam menyampaikan informasi keadaan keuangan yang masuk serta digunakan sejumlah kegiatan, lanjutnya.

Waktu 3 minggu akan benar-benar dioptimalkan para mahasiswa untuk mendapatkan gambaran pengelolaan administrasi dan keuangan LSPT. "Kami juga akan memberikan saran serta masukan kepada lembaga ini sesuai dengan ilmu yang telah kami dapatkan selama kuliah," pungkas Krisna. (Syaifullah/Mahbib)
Trend Baru “Sarung dan Kopyah” MUNAS Organisasi Mahasiswa

Mahasiswa secara umum tampak sebagai golongan menengah ke atas yang sebagian besar selalu tampak elit. Ketika ada acara yang terkait dengan mahasiswa, tak ayal SOP (Standart Operational Procedure) pakaian formal dengan sepatu dilengkapi kaos kaki, kemeja berkerah, almamater, arlogi di tangan kiri menjadi keharusan yang sepertinya harus ditampilkan. Apalagi jika melibatkan beberapa kampus yang berbeda, persaingan tampil memukau dengan kostum jas almamater kampus masing-masing selalu memenuhi rangkaian acara.
Pada acara Musyawarah Nasional Keluarga Mahasiswa Nahdlatul Ulama (Munas KMNU) 2015 yang diselenggarakan di Pondok Pesantren Sunan Pandanaran, Ngaglik, Sleman Yogyakarta 23-25 Januari 2015,  hal lain yang tak biasa justru terlihat jelas. Bukan untuk tampil beda, melainkan hanya berawal dari niat tulus untuk melestarikan tradisi, para peserta yang merupakan delegasi dari organisasi mahasiswa NU di 12 perguruan tinggi ini memilih untuk menggunakan Sarung, Kopiah, dan Kerudung.  Adapun 12 perguruan tinggi yang dimaksud yaitu ; International Islamic University Malaysia (IIUM), Universitas Lampung (UNILA), Institut Pertanian Bogor (IPB), Sekolah Tinggi Akutansi Negara (STAN), Universitas Indonesia (UI), Universitas Pendidikan Indonesia (UPI), Institut Teknologi Bandung (ITB), Universitas Islam Indonesia (UII), Universitas Negeri Yogyakarta (UNY), Universitas Diponegoro (UNDIP), Universitas Padjadjaran (UNPAD) dan Universitas Gajah Mada (UGM).

Istilah SKKMigas Wal Jamaah pun menjadi istilah yang muncul di Munas KMNU 2015. SKKMigas Wal Jamaah ini merupakan singkatan dari “Sarung, Kopiah, Kerudung, Merupakan Identitas Gagasan Ahlus Sunnah Wal Jamaah”. Tak heran jika semua foto-foto dokumentasi kegiatan selalu dipenuhi oleh mahasiswa yang berkopiah atau bersarung dan mahasiswi yang berkerudung. Kedepannya semoga budaya SKKMigas Wal Jamaah ini juga bisa diterapkan di munas organisasi mahasiswa lainnya, sehingga diharapkan mahasiswa dapat menjadi agent of change (Agen Perubahan) dengan tetap mempertahankan hal-hal atau nilai-nilai lama yang baik seperti Sarung, Kopiah, dan Kerudung ini. 
Penulis : Muhamad Arifin (Dewan Pertimbangan KMNU Pusat / IPB)

Senin, 23 Februari 2015

KMNU UNY MENGADAKAN MUSYAWARAH ANGGOTA

KMNU UNY MENGADAKAN MUSYAWARAH ANGGOTA

Optimalisasi Peran Mahasiswa NU dalam Dinamika Kampus
21-22 Februari 2015
Pondok Pesantren Al-Islam Yogyakarta


Keluarga Mahasiswa Nahdlatul Ulama Universitas Negeri Yogyakarta mengadakan musyawarah anggota, kegiatan berlangsung selama dua hari, diawali dengan stadium general dengan tema “Optimalisasi Peran Mahasiswa NU dalam Dinamika Kampus”, dilanjutkan dengan sidang tata tertib, sidang LPJ, penilaian umum, sidang komisi AD/ART, GBHO, Rekomendasi, Demisioner pengurus dan dilanjutkan dengan pemilihan ketua umum baru KMNU UNY untuk periode 2015/2016.
            Musyawarah anggota pada tahun ini dilaksanakan di Ponpes Al-Islam Beteng Kulon, Bantul, Yogyakarta. Musyang KMNU UNY merupakan kedaulatan tertinggi dalam Keluarga Mahasiswa Nahdlatul Ulama UNY, mempunyai tugas menerima atau menolak, membahas dan menetapkan laporan pertanggungjawaban pengurus KMNU UNY periode 2015. Mendemisionerkan ketua dan pengurus, membahas kembali dan mengesahkan PD/PRT dan GBHK, selain itu membahas, menelaah, menyusun, menetapkan rekomendasi, memilih dan menetapkan ketua umum, memilih tim formatur.
            Dihari pertama telah digelar stadium general yang menghadirkan narasumber Dr. Arif Rohman, M.Si dosen Filsafat Sosiologi Pendidikan UNY sekaligus Pembina KMNU UNY dan Samsyuddin, S.Pd merupakan Presidium Nasional IV KMNU, dalam acara ini dihadiri ketua BPH Regional II KMNU Nasional Muhammad Dliyauddin beserta wakilnya Ahmad Ulin Nuha. Stadium general diadakan pertama kali ini dalam musyawarah anggota KMNU UNY bertujuan memberikan pemahaman tentang peran KMNU di dunia kampus dan umumnya.
Materi yang disampaikan dalam diskusi adalah Iidealisme mahasiswa NU untuk optimalisasi peran, hal ini berkaitan dengan akar ideologi, ideologi pendidikan tentang konservatisme, liberalisme, kritisme-radikal. Peran yang harus dilakukan mahasiswa NU dalam pengembangan masyarakat pendidikan, termasuk kampus perguruan tinggi yaitu peran kultural dan struktural, kedua hal ini perlu disinergiskan agar dapat dicapai hasil yang optimal untuk kemaslahatan ummat dikemudian hari.
Seusai stadium general, dalam penjaminan kelancaran musyawarah anggota dan penjaminan keabsahan acara musyang maka diadakan sidang tata tertib yang berlangsung lancar dan acara ini selesai sesuai yang diharapkan oleh panitia. Acara dilanjutkan dengan istirahat sholat dan makan oleh panitia dan peserta musyawarah, terlihat jumlah keikut sertaan lebih banyak dari tahun kemarin dan pada musyang kali ini juga dimeriahkan oleh group hadral el-maqashid yang merupakan badan semi otonom keluarga mahasiswa nahdlatul ulama Universitas Negeri Yogyakarta.
            Apa kabar KMNU UNY hari ini? Mungkin pertanyaan itu menjadi gambaran bagi anggota dan keluarga besar KMNU UNY untuk mengetahui kondisi organisasi sekarang ini. Satu periode kepengurusan sudah terlewati. Beberapa proker yang telah terlaksana dapat dijadikan indikator penilaian terhadap kinerja pengurus. Selain itu kesolidan pengurus hingga akhir masa kepengurusan juga menjadi representatif keadaan organisasi. Kesolidan pengurus dalam melakukan kerjasama merupakan kondisi riil internal pengurus tahun ini.
            Secara kasar, jumlah pengurus yang aktif hingga akhir kepengurusan ini berkisar 70% lebih dari jumlah total pengurus yang dilantik. Keaktifan tersebut terlihat dari partisipasi aktif personil-personil pengurus dalam setiap rapat dan pelaksanaan proker-proker. Dengan prosentase keaktifan tersebut, hubungan kinerja pengurus dirasa cukup solid dengan dukungan atmosfer kerja organisasi yang mengutamakan kekeluargaan dan suasana “menyenangkan”. Keakraban itulah yang menjadi daya dorong ekstra bagi kinerja pengurus.
            Menjelang akhir acara dilaksanakan pendemisioneran pengurus. “Alhamdulillah telah kami selesaikan laporan pertanggungjawaban dan kami tunaikan kewajiban untuk mempertanggungjawabkan amanah kami, teriring permohonan maaf atas ketidaksempurnaan dan segala kekurangan, kesalahan dan cacat yang mungkin ada pada pertanggungjawaban kami, terimakasih kami ucapkan kepada segenap pengurus inti, pengurus harian dan seluruh pengurus KMNU masa khidmah 2014/2015, majelis pertimbangan organisasi, dewan pengurus organisasi, dan seluruh pihak, semoga segala yang dilakukan akan dicatat sebagai amal baik”. Kutipan dari penutupan pengurus. 
            Pendemisioneran telah usai kemudian dilanjut dengan pemilihan ketua, terdiri dari empat bakal calon ketua, ketua terpilih adalah Lukman Tambose mahasiswa fakultas teknik asal dari Kebumen. Segera Lukman Tambose menyampaikan sambutan pertamanya bahwa beliau siap untuk mengemban amanah sebagai ketua KMNU UNY periode selanjutnya dengan melanjutkan penekanan visi dan misi sinergisitas antara elemen organisasi serta sinergisitas spiritualitas dan intelektualitas dalam menghadapi peran mahasiswa NU dalam dinamika kampus.

oleh : Muslim Fidia Atmaja | Kominfo KMNU UNY

Jumat, 20 Februari 2015

Alhamdulillah, Official Website dan Medsos Keluarga Mahasiswa NU Resmi Diluncurkan



Yogyakarta, Muslimedianews.com ~ Presidium Nasional Keluarga Mahasiswa Nahdlatul Ulama (PRESNAS KMNU) yang merupakan gabungan dari beberapa KMNU di beberapa perguruan tinggi nasional secara resmi meluncurkan situs dan akun media sosial. Tujuannya adalah sebagai sarana komunikasi Keluarga Mahasiswa NU dalam menebarkan dan meningkatkan penyiaran dakwah Islam ahlussunnah wal jama'ah (aswaja) yang rahmatan lil 'alamin, sebagaimana dilansir dari halaman akun facebook mereka.

Tercatat ada 12 Perguruan Tinggi Nasional dan Internasional baik negeri maupun swasta yang tergabung dalam pembentukan situs KMNU ini, diantaranya KMNU dari International Islamic University Malaysia (IIUM), Universitas Lampung (UNILA), Institut Pertanian Bogor (IPB), Sekolah Tinggi Akutansi Negara (STAN), Universitas Indonesia (UI), Universitas Pendidikan Indonesia (UPI), Institut Teknologi Bandung (ITB), Universitas Islam Indonesia (UII), Universitas Negeri Yogyakarta (UNY), Universitas Diponegoro (UNDIP), Universitas Padjadjaran (UNPAD) dan Universitas Gajah Mada (UGM).


Bagi para pengguna internet yang ingin mengetahui website official KMNU Nasional dapat mengunjungi tautan di alamat http://www.kmnu.or.id. Sedangkan akun media sosial (medsos) resmi KMNU yang telah dirilis dapat diikuti melalui: 

“Mari kita berfastbaiqul khairat dengan berpartisipasi, mengunjungi dan mengisi serta menyebarkan beberapa sarana komunikasi dan media sosial yang telah kami buat ini untuk menebarkan Islam damai yang rahmatan lil’alamin”, pungkas Presnas KMNU dalam releasenya, (4/2/2015)

sumber : http://www.muslimedianews.com/2015/02/alhamdulillah-official-website-dan.html

Alissa Wahid: KMNU Harus Lanjutkan Perjuangan Para Ulama


Yogyakarta, NU Online
Saat ini bangsa Indonesia butuh kebangkitan mahasiswa, karena dunia ini berubah terus dan semakin lama semakin cepat berubahnya. Dunia saat ini sudah menjadi desa global (global village), apa yang terjadi di sudut dunia, kita tahu. Pertukaran kultur mudah terjadi sehingga terjadi tarik-menarik  tentang siapa yang dipengaruhi dan siapa yang mempengaruhi. Oleh karen itu, KMNU harus melanjutkan perjuangan yang telah dibangun oleh para ulama.

Demikian dikatakan Alissa Wahid dalam Musyawarah Nasional (Munas) Keluarga Mahasiswa Nahdlatul Ulama (KMNU) se-Indonesia yang dilaksanakan di Pondok Pesantren Sunan Pandanaran, Yogyakarta, Jum’at, (23/1). 



Dalam kesempatan tersebut Alissa mengatakan, saat ini banyak gerakan ‘Islam anyaran’ yang mempengaruhi gerakan Islam di Indonesia. Islam anyaran, ucap Alissa mengutip kata-kata Gus Mus, adalah kelompok Islam yang tidak ikut berinfestasi membentuk Negara Indonesia. 

“Islam anyaran ini berbeda dengan NU yang sudah terlibat dalam perjuangan bangsa selama ini,” tutur Alissa. 

Alissa melanjutkan, dari dulu ulama NU bersentuhan dengan masyarakat bawah, tidak berdiri di menara gading. Cara seperti, tambah putri sulung Gus Dur ini, merupakan warisan terbesar dari Walisongo. Hasilnya, lanjut Alissa, jumlah umat Islam di Indonesia saat ini lebih banyak daripada jumlah seluruh umat Islam di Timur Tengah. 

“Hal ini karena pendekatan yang dilakukan ulama adalah pendekatan kultural,” terangnya.

Menurutnya, ulama juga menentukan status negara Indonesia sebagai dar al-salam (negara damai), mengingat kondisi Negara ini beragam. Kalau bicara Indonesia, urai Alissa, maka disana ada ras melayu dan lain-lain. “Ndak ada yang tunggal dan kondisi inilah yang disikapi ulama dengan memberi status dar al-salam,” ujar Kakak dari Yenny, Inayah dan Anita Wahid ini.

Seminar dengan tema ‘Sinergi Mahasiswa Nahdlatul Ulama Melalui Nilai Spiritual dan Intelektual Mewujudkan Islam Yang Rahmatan Lil Alamin’ ini merupakan salah satu rangkaian Musyawarah Nasional (Munas) KMNU yang dilaksanakan selama tiga hari, Jum’at-Ahad, (23-25/1).(Anas/Fathoni)

sumber: http://www.nu.or.id/a,public-m,dinamic-s,detail-ids,44-id,57200-lang,id-c,nasional-t,Alissa+Wahid++KMNU+Harus+Lanjutkan+Perjuangan+Para+Ulama-.phpx

Mahasiswa Peminat Tarekat di Jawa Barat Terwadahi



Bandung, NU Online
Puluhan mahasiswa dari berbagai kabupaten dan kota di Jawa Barat membentuk kepengurusan MATAN (Mahasiswa Ahli Thariqah Mu'tabarah An Nahdliyah) Jabar di Cileunyi, Bandung, Sabtu (14/2). Salah seorang pengurus pusat MATAN Muhammad Rido hadir pada pelantikan pengurus MATAN Jabar yang diamanahkan kepada Ajid Tohir.

Rido menyambut baik wadah tarekat bagi mahasiswa di Jabar. Menurutnya, salah satu tujuan dibentuknya MATAN memang untuk mengisi ruang batin di kalangan mahasiswa.

"Ini pengalaman saya, masih muda sudah masuk tarekat, apa kuat? Kalau ditelusuri lebih jauh ternyata anggapan seperti itu merupakan warisan kolonial," ujarnya.

Tujuan kolonial, lanjut Rido, melemahkan Islam di Nusantara, karena perlawanan terhadap kolonial selalu melibatkan penganut tarekat sehingga dibuatlah provokasi bahwa masuk tarekat minimal harus berusia 40 tahun sebagaimana usia kerasulan Nabi Muhammad SAW.

Rido juga mengingatkan agar MATAN tidak dibawa ke politik praktis. Ini merupakan nasihat sesepuh JATMAN Habib Luthfi (Abah).

"Abah menginginkan mahasiswa MATAN itu harus mempunyai jiwa nasionalis cinta NKRI, kemudian berintelektual dan juga sufistik. Abah juga melarang keras pengurus MATAN membawa MATAN secara organisasi dalam politik praktis," tambahnya. (Aiz Luthfi/Alhafiz K)

sumber : http://nu.or.id/a,public-m,dinamic-s,detail-ids,2-id,57615-lang,id-c,daerah-t,Mahasiswa+Peminat+Tarekat+di+Jawa+Barat+Terwadahi-.phpx

PENGURUS KMNU UNY 2014

PENGURUS KMNU UNY 2014

Dana Sosial Pesantren Tebuireng Jadi Sasaran Riset Mahasiswa

Dana Sosial Pesantren Tebuireng Jadi Sasaran Riset Mahasiswa


Jombang, NU Online
Selama tiga minggu, mahasiswa Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Kediri Jawa Timur meneliti pengelolaan keuangan di Lembaga Sosial Pesantren Tebuireng atau LSPT Jombang. Mereka yang berjumlah lima orang ini ingin mempraktikkan sejumlah pengetahuan yang telah diraih selama berada di kampus.

"Kami dari Fakultas Syariah Program Studi Ekonomi Syariah," kata Krisna Winata Putra, pimpinan kelompok tersebut saat dikonfirmasi NU Online, Rabu (11/2). 

Para mahasiswa sejak tanggal 9 hingga 28 Februari mendatang akan meneliti lebih dekat bagaimana LSPT mendapatkan dana sosial dari para donatur, pengadministrasian, penyaluran dana untuk kegiatan sosial, hingga pelaporan kepada khalayak.

"Para peserta juga terlibat dalam kegiatan yang diselenggarakan LSPT, khususnya saat memberikan santunan kepada sejumlah kalangan," kata Krisna, sapaan akrabnya.

Seperti pada kegiatan penyaluran bantuan. Bersama salah seorang pengurus, mereka diikutkan kegiatan penyaluran paket susu formula kepada masyarakat. "Kami menyaksikan, bantuan ini tidak semata diberikan kepada kalangan muslim, juga masyarakat yang beragama lain," tandas mahasiswa kelahiran Kediri ini. Bagi para mahasiswa, apa yang dilakukan LSPT adalah cerminan rasa solidaritas membantu masyarakat kurang mampu dengan tanpa membedakan agama dan keyakinan, lanjutnya.

Keterlibatan dengan kegiatan LSPT juga mereka rasakan saat pemberian santunan kepada para 200 fakir miskin dan kaum dluafa' di Masjid Ulul Albab yang berada di lingkungan Pesantren Tebuireng. Selama acara berlangsung, para mahasiswa ikut dalam kegiatan shalat dhuha berjamaah, mendengarkan mauidhah hasanah, pemberian santunan dan layanan kesehatan secara gratis.

Bagi mahasiswa semester 6 ini, pengalaman mengikuti sejumlah kegiatan LSPT merupakan hal menarik dan berharga. "Hal ini juga menjadi pembanding dengan ilmu yang selama ini kami peroleh di kampus," ungkapnya.

Meskipun belum genap semingu terlibat dalam kegiatan LSPT, para mahasiswa merasa bahwa secara umum pengelolaan keuangan di lembaga sosial ini lumayan baik. "Apalagi kami dibantu dengan keterbukaan informasi yang disampaikan pengurus," katanya. Keberadaan majalah dan website juga menjadi sarana dalam menyampaikan informasi keadaan keuangan yang masuk serta digunakan sejumlah kegiatan, lanjutnya.

Waktu 3 minggu akan benar-benar dioptimalkan para mahasiswa untuk mendapatkan gambaran pengelolaan administrasi dan keuangan LSPT. "Kami juga akan memberikan saran serta masukan kepada lembaga ini sesuai dengan ilmu yang telah kami dapatkan selama kuliah," pungkas Krisna. (Syaifullah/Mahbib)
Trend Baru “Sarung dan Kopyah” MUNAS Organisasi Mahasiswa

Mahasiswa secara umum tampak sebagai golongan menengah ke atas yang sebagian besar selalu tampak elit. Ketika ada acara yang terkait dengan mahasiswa, tak ayal SOP (Standart Operational Procedure) pakaian formal dengan sepatu dilengkapi kaos kaki, kemeja berkerah, almamater, arlogi di tangan kiri menjadi keharusan yang sepertinya harus ditampilkan. Apalagi jika melibatkan beberapa kampus yang berbeda, persaingan tampil memukau dengan kostum jas almamater kampus masing-masing selalu memenuhi rangkaian acara.
Pada acara Musyawarah Nasional Keluarga Mahasiswa Nahdlatul Ulama (Munas KMNU) 2015 yang diselenggarakan di Pondok Pesantren Sunan Pandanaran, Ngaglik, Sleman Yogyakarta 23-25 Januari 2015,  hal lain yang tak biasa justru terlihat jelas. Bukan untuk tampil beda, melainkan hanya berawal dari niat tulus untuk melestarikan tradisi, para peserta yang merupakan delegasi dari organisasi mahasiswa NU di 12 perguruan tinggi ini memilih untuk menggunakan Sarung, Kopiah, dan Kerudung.  Adapun 12 perguruan tinggi yang dimaksud yaitu ; International Islamic University Malaysia (IIUM), Universitas Lampung (UNILA), Institut Pertanian Bogor (IPB), Sekolah Tinggi Akutansi Negara (STAN), Universitas Indonesia (UI), Universitas Pendidikan Indonesia (UPI), Institut Teknologi Bandung (ITB), Universitas Islam Indonesia (UII), Universitas Negeri Yogyakarta (UNY), Universitas Diponegoro (UNDIP), Universitas Padjadjaran (UNPAD) dan Universitas Gajah Mada (UGM).

Istilah SKKMigas Wal Jamaah pun menjadi istilah yang muncul di Munas KMNU 2015. SKKMigas Wal Jamaah ini merupakan singkatan dari “Sarung, Kopiah, Kerudung, Merupakan Identitas Gagasan Ahlus Sunnah Wal Jamaah”. Tak heran jika semua foto-foto dokumentasi kegiatan selalu dipenuhi oleh mahasiswa yang berkopiah atau bersarung dan mahasiswi yang berkerudung. Kedepannya semoga budaya SKKMigas Wal Jamaah ini juga bisa diterapkan di munas organisasi mahasiswa lainnya, sehingga diharapkan mahasiswa dapat menjadi agent of change (Agen Perubahan) dengan tetap mempertahankan hal-hal atau nilai-nilai lama yang baik seperti Sarung, Kopiah, dan Kerudung ini. 
Penulis : Muhamad Arifin (Dewan Pertimbangan KMNU Pusat / IPB)